Allah berfirman:
“(Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: “Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.”(Qs. Yusuf[12]: 4)
Ayahnya (Nabi Yaqub a.s) menafsirkan mimpi itu. Karena dia juga nabi Allah, dia langsung tahu bahwa Allah akan meninggikan derajat anak ini. Tapi sang ayah memilih untuk berhati-hati. Dia berkata kepada Yusuf a.s “Berhati-hatilah, ada penyakit yang disebut iri hati yang dapat menjangkiti bahkan orang yang terbaik di antara kalian. Jadi berhati-hatilah dan jangan ceritakan mimpi itu kepada saudara-saudaramu.”
Saya ingin berhenti sejenak dan membicarakan tentang Instagram, Facebook, dan profile picture anda. Anda memfoto segala hal baik dalam hidup anda dan menguploadnya. Bukankah hal itu sering terjadi? Hati-hatilah karena penyakit ‘ain (kedengkian) itu benar adanya. Rasulullah bersabda: “Kamu mengundang orang-orang untuk mendengki kepadamu.”
Wallahi, saya sering melihat profil orang-orang yang setiap kali mereka makan, maka mereka mengganti foto profil mereka. Ada seseorang yang mengupload foto ayam kalkun yang baru saja dimakannya. Kemudian orang lainnya tidak mau kalah karena dia baru saja makan lasagna. Dan orang-orang sering sekali mengupload berbagai foto setelah makan ini dan itu, minum ini dan itu. Orang-orang mengupload foto tempat mereka berlibur, hotel dimana mereka tinggal, pemandangan yang mereka lihat ketika berlibur, kemudian pakaian yagn baru saja dibelinya, dan sebagainya. Hal ini terjadi begitu sering. Ketika anda mendandani anak anda, fotonya langsung diupload, lalu anda mendandani anak anda yang lain dan fotonya langsung anda upload.
Wallahi, ada pelajaran dibalik surat Yusuf. Ada dua kejadian dimana kita belajar dari surat ini. Yang pertama adalah ketika sang ayah berkata agar Yusuf jangan menceritakan mimpi yang dialaminya kepada saudara-saudaranya. Mengapa demikian? Agar saudara-saudaranya tidak mendengki kepadanya. Dan yang kedua adalah ketika saudara-saudara Yusuf memasuki istana Yusuf untuk mendapatkan makanan. Saat itu ayah mereka berkata “Masuki secara terpisah.” Salah satu alasan yang disebutkan dalam kitab tafsir adalah agar mata orang-orang tidak melihat mereka semua dan tidak mendengki kepada mereka.
Dan Rasulullah juga bersabda dalam sebuah hadist: “Sesungguhnya iri hati akan memakan amal baikmu sebagaimana api akan memakan kayu kering.”
Jadi saudara/saudari pikirkan sejenak sebelum anda mengupload foto ketika anda berlibur, dan sebagainya. Saya tidak mengatakan bahwa anda harus sepenuhnya menarik diri dari media sosial, tapi apa yang ingin saya sampaikan adalah: Pergunakanlah media sosial sebaik mungkin, tapi jangan gunakan untuk menghancurkan diri anda sendiri.
Anda terkadang boleh memberitahu orang lain tentang kebaikan yang anda rasakan, tapi tidak harus semuanya diberitahu. Anda terkadang mengirim 1, 2, 3, sampai 10 foto, sementara sebagian orang yang melihatnya menginginkan hal itu di sepanjang hidup mereka, mereka berusaha mendapatkannya, sedangkan anda mendapatkannya dengan begitu mudah. Apakah anda pikir mereka akan biasa saja melihatnya dan tidak merasa iri? Akan datang suatu saat dalam hidup mereka dimana perasaan mereka mulai berubah terhadap anda. Mereka berpikir “Lihatlah si fulan, dia begitu mudah mendapatkan apapun yang diinginkannya.” Mereka tidak tahu bahwa anda juga mempunyai masalah-masalah dalam hidup.
Bayangkan jika kita mengupload foto-foto tentang hal buruk yang terjadi dalam hidup kita di sepanjang waktu (dan saya tidak menyarankannya). Maka kita akan hidup dalam duka dan kesedihan. Tapi secara alami, manusia ingin memiliki gambaran yang baik tentang dirinya, setiap orang begitu. Jadi tidak ada salahnya mengupload gambar yang baik itu, tapi tidak harus mengupload sampai mendetil hal-hal yang terjadi dalam hidup anda. Hal itu cukup hanya antara anda, dan sanak famili yang men-sharenya. Terkadang jika anda sangat ingin, mungkin anda bisa men-sharenya hanya dengan segelintir kecil orang yang anda pilih.
Berhati-hatilah dengan siapa anda men-sharenya. Tidak setiap orang akan ikhlas, bahkan iri hati dapat memasuki hati orang-orang yang ikhlas lama-kelamaan, dan hal itu bisa berpengaruh buruk pada anda. Semoga Allah s.w.t memberikan pemahaman kepada kita. [ ]
Oleh: Mufti Ismail Menk
Sumber : lampuislam.org