Seorang istri meski tidak bertanggungjawab menafkahi keluarga, namun pekerjaannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka berkewajiban memastikan suami dan anak-anaknya mendapatkan makanan yang sehat dan bergizi, menyiapkan kebutuhan pakaian yang rapi serta sepenuh hati membahagiakan orang terkasih.
Namun karena pekerjaannya yang kebanyakan berada di rumah, terkadang membuat suami memandang remeh pekerjaan istri. Mereka berpikir bahwa kewajiban hanya selepas memberikan uang sekolah anak dan uang belanja saja. Padahal istri juga membutuhkan kehadiran suami untuk memberikan kebahagiaan di hati mereka.
1. Berbincang dengan istri pada malam hari
Bagi suami yang sudah menjalani pernikahan lama, berbincang dengan istri pada malam hari mungkin menjadi momontum yang langka. Mereka biasanya lebih senang berkumpul dengan teman-temannya dan pulang ke rumah dalam kondisi lelah dan istrinya sudah tidur. Padahal berkomunikasi ringan pada malam hari bisa menjadi salah satu cara membahagiakan istri.
Hal ini yang selalu dilakukan Rasulullah kepada istri-istrinya. Hadist riwayat Bukhari menjelaskan bahwa Rasulullah kerap berbincang-bincang dengan istrinya Aisyah pada lama hari.
“Adalah dahulu Nabi shallallahu alaihi wa sallam jika berkumpul bersama Aisyah Radhiallahu anhaa di malam hari maka Rasulullah berbincang-bincang dengan putri Abu Bakar Radhiallahu anhumma” (HR Bukhari)
2. Rasulullah SAW suka membantu pekerjaan rumah tangga
Suami mana yang mau membantu istrinya memasak, membersihkan rumah, atau mengurus anak-anaknya? Kalau pun ada jumlahnya tidak sebanding dengan mereka yang marah-marah ketika istrinya meminta bantuan. Dengan dalih telah banting tulang bekerja memenuhi kebutuhan, suami tidak akan mau membantu pekerjaan yang menyangkut urusan rumah tangga.
Namun cara inilah yang kerap dilakukan Rasulullah untuk membahagiakan istrinya. Beliau tidak malu jika harus mengerjakan pekerjaan yang biasanya dilakukan wanita, hanya demi membahagiakan istrinya.
“Aisyah binti Abu Bakar Radhiallahu anhumma pernah ditanya oleh salah seorang sahabat. "Apakah yang Nabi lakukan ketika berada di rumah bersama istri-nya?" "Dahulu Nabi biasa membantu pekerjaan rumah keluarganya". tutur Aisyah Radhiallahu anhaa” (HR Bukhari).
3. Rasulullah
menyatakan rasa cinta pada istri secara verbal
Perasaan istri tentang suami yang tidak romantis mulai muncul saat usia pernikahan sudah berlangsung lama. Terkadang suami dengan tega membiarkan istrinya menerka-nerka apakah mereka para suami masih cinta atau tidak. Hal ini tentu menjadi salah satu rasa yang membuat perasaan. Para istri akan sangat bahagia jika suami mau menyatakan cinta, sekalipun itu hanyalah kebohongan, asal tidak diketahui istri tidak mengapa.Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bertutur: "Aku diberi rizki berupa rasa cinta kepada istriku" (HR Muslim)
Bayangkan jika ada suami zaman kini yang berkata demikian. Tentu ini akan sangat membahagiakan istrinya. Istri akan semakin rajin berdoa untuk suaminya, sehingga rezeki suami mengalir terus karena doa istri.
4. Rasulullah tidak pernah membenci istrinya
Nabi shallahu alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah seorang mukmin benci kepada seorang wanita mukminah (istrinya), jika ia membenci sebuah sikap (akhlak) istrinya maka ia akan ridho dengan sikapnya (akhlaknya) yang lain” (HR Muslim)
Berkata An-Nawawi, “Yang benar adalah Rasulullah shallallahu 'alihi wa sallam melarang, yaitu hendaknya dia tidak membencinya karena jika mendapati sikap (akhlak) yang dibencinya pada istrinya maka ia akan mendapati sikapnya yang lain yang ia ridhai. Misalnya wataknya keras namun ia wanita yang taat beribadah, atau cantik, atau menjaga diri, atau lembut kepadanya, atau (kelebihan-kelebihan) yang lainnya”
5. Rasulullah tidak pernah memukul istrinya
Pada zaman kita, sering kita dapati suami yang dengan ringan memukul istrinya karena alasan yang sepele.
Mereka tidak memahami, bahwa wanita ini telah melahirkan anaknya serta membesarkan penerus keluarga. Memukul istri adalah akhlak pria durjana. Sesungguhnya lelaki sejati tidak akan pernah memukul istri semarah apapun yang bersangkutan kepada pasangannya.
“Aisyah Radhiallahu anhaa pernah bertutur: Suamiku tidak pernah memukul* istrinya meskipun hanya sekali” (HR Nasa'i).
6. Rasulullah Menghibur kesedihan istri
Tidak hanya dalam keadaan suka, Rasulullah SAW juga selalu ada ketika istrinya bersedih. Menghibur istri adalah kewajiban suami, karena Suami yang baik tidak akan tahan dan tinggal diam manakala melihat istrinya menangis atau bersedih.
“Suatu saat Shafiyah safar bersama Rasulullah, saat itu adalah hari gilirannya. Dia ketinggalan (rombongan) karena untanya berjalan lambat, lalu menangis. Maka Rasulullah datang mengusapkan air mata dengan kedua tangannya kemudian berusaha membuat Shafiyah berhenti menangis” (HR Nasa'i).
Tidak ada alasan bahwa para suami bukan Nabi sehingga tidak mampu melakukan enam hal di atas. Ayolah...tindakan di atas sangat mudah dan tidak akan menjatuhkan martabat anda di hadapan istri. Justru istri akan semakin cinta dan mendatangkan rezeki untuk anda. (sumber: dakwahmedia.org)