SepercikHikmah - Suatu hari sejumlah sahabat yang tergolong hidup miskin mendatangi Nabi Muhammad Saw. Mereka mengadukan sesuatu kepada beliau. Kata mereka, ''Orang-orang kaya telah banyak membawa pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, tetapi mereka bersedekah dengan kelebihan dan keunggulan harta mereka.''
Mendengar keluhan mereka, Rasulullah Saw pun berasabda, ''Bukankah Allah telah menjadikan buat kamu sekalian sesuatu yang kalian bisa bersedekah dengannya? Sesungguhnya setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil adalah sedekah. Menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah, dan pada kemaluan seseorang di antara kamu pun adalah sedekah.''
Mereka bertanya, ''Wahai Rasulullah, andaikan seseorang di antara kami menyalurkan syahwatnya (pada yang halal), apakah padanya ada pahala?''
Nabi Saw menjawab, ''Bagaimana pendapat kalian, jika ia menempatkan (menyalurkan) syahwatnya pada yang haram, apakah baginya ada dosa? Demikian pula jika ia menyalurkan syahwatnya pada yang halal, pasti akan ada pahala baginya.''(HR Muslim dari Abu Dzar).
Di antara keistimewaan generasi sahabat Rasulullah adalah dalam hal berlomba-lomba untuk meraih kebaikan atau pahala. Mereka berpacu untuk mendapatkan keutamaan dari Allah SWT dan menjauhi murka-Nya. Ini dilakukan semua kalangan, bukan hanya orang-orang kaya, tapi kalangan fakir miskin dan pejabat.
Nabi Saw menggambarkan makna luas dari sedekah. Kata beliau, bila sedekah tidak mampu diaplikasikan dengan bentuk harta, maka bisa berzikir, tahmid, dan meletakkan sesuatu pada tempat yang halal. Zikir bisa bermakna bahwa bagaimanapun juga keberadaan kita, pasti telah banyak anugerah yang diberikan Allah. Dan, kita harus meyakini bahwa keberadaan kita adalah yang terbaik dalam pandangan Allah SWT. Karena itu, kita harus menyebut nama-Nya sebagai tanda syukur.
Takbir adalah sebagai ungkapan menyakini kebesaran Allah dalam menentukan segala keadaan dan kelemahan kita menentukan apa yang terjadi. Ini juga mengajarkan orang kaya tidak seharusnya sombong, karena semua adalah karunia-Nya. Tahlil bermakna bahwa dalam keadaan apa pun (kaya atau miskin) kita tetap menyadari bahwa tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa. Selain itu, meletakkan sarana pemberian Allah pada tempatnya yang halal merupakan jenis sedekah yang paling ringan. Karena, meletakkannya pada yang haram bermakna merusak karunia-Nya dan merugikan orang lain. Dengan demikian, kita tidak perlu berputus-asa dalam bersedekah. Sedekah bisa dengan harta, bisa dengan zikir, tahmid, dan bahkan sekadar ucapan baik. Oleh : Atik Fikri Ilyas Sumber : Republika Online |