Salah satu tujuan penciptaan manusia oleh Allah SWT adalah untuk beribadah kepada-Nya. Sehingga sudah menjadi kewajiban bagi setiap umat manusia untuk menjalankan apa yang telah diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan menjauhi setiap larangan-Nya.
Disamping itu, setiap manusia yang menjalankan kewajibannya maka Allah SWT akan memberikan balasan berupa pahala untuknya. Dengan demikian,jika semakin banyak amalan shaleh yang dilakukan maka pahala yang diperoleh pun akan semakin lebih banyak. Sehingga kelak dihari penghisaban, catatan amal kebaikannya juga akan lebih berat serta dapat mempermudah jalan menuju surga.
Akan tetapi, kelak di yaumil hisab akan ada segelintir orang yang pahalanya terampas. Sehingga otomatis amalan shaleh yang telah diperbuatnya menjadi sia-sia. Oleh sebab itu mereka adalah orang-orang yang sangat merugi. Dan bukan hanya itu saja, karena ternyata setiap pahala yang dimilikinya terampas oleh saudara sesama muslim. Hal ini diakibatkan karena perbuatannya semasa di dunia. Lantas, siapa sajakah golongan orang yang pahala terampas ? Berikut ringkasannya.
1. Hasud dan dengki
Golongan pertama yang pahalanya terampas adalah yang mimiliki sifat hasad dan dengki. Oleh sebab itu baiknya kita menjauhi segala sikap dan perbuatan yang menjerumus pada hasad dan dengki. Sebagaimana Rasulullah SAW menyiratkan dalam hadits bahwa,
“Sesungguhnya hasad itu memakan habis kebaikan, sebagaimana api yang membakar habis kayu bakar.” (Diriwayatkan Abu Dawud dari Abu Hurairah, dan Ibnu Majah dari hadits Anas)
Selain itu, sudah seharus kita menjauhi sifat yang dengki karena dapat melenyapkan kebaikan kita, termasuk dosa besar dan bisa mengundang laknat Allah SWT.
Kemudian Rasulullah SAW juga menyebutkan bahwa,
”Ada tiga macam orang yang terkena laknat Allah SWT, yaitu (diantaranya), seseorang yang berupaya agar orang-orang mukmin saling membenci dan saling mendengki antara sesamanya dengan melalui hasutan-hasutannya,” (HR. Ad-Dailami dari Umar RA).
2. Hutang/Gharimin (orang yang berhutang)
Golongan kedua yang pahalanya terampas adalah orang berhutang. Bagi mereka yang sebenarnya mampu untuk membayar hutang, namun enggan untuk melakukannya maka kelak diakhirat dia akan mendapatkan azab yang sangat pedih. Selain itu, setiap pahala yang dimilikinya akan melebur bagai debu.
Disamping itu, Rasulullah SAW bahkan menjelaskan bahwa orang yang tidak membayar hutang, maka doanya akan tertolak. Bahkan Rasulullah SAW tidak menunaikan shalat jenazah sebelum jelas tentang persoalan hutang si mayai.
Selain itu, hutang bukan hanya berupa harta, namun juga janji. Sehingga seseorang yang berhutang janji, sebenarnya amat berat pertanggung jawabannya. Sebagaimana firman Allah SWT,
“………..dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung-jawabannya.” (QS. Al-Isra’:34)
Oleh sebab itu, hendaknya saat berjanji ucapkanlah Insyaa Allah (Jika Allah Mengizinkan) seperti yang dianjurkan dalam surat Al-Kahfi ayat 69 dan surat Al-Fath ayat 27.
3. Murtad
Selanjutnya golongan yang juga pahala terampas adalah orang-orang yang murtad. Dengan begitu pahala kebaikan akan musnah apabila seseorang murtad atau keluar dari agama dan ajaran Islam hingga akhir hayatnya tanpa bertaubat.
4. Meninggalkan shalat
Seseorang yang dengan sengaja meninggalkan shalat, maka pahalanya juga terampas. Shalat merupakan tiang agama, sehingga apabila meninggalkan shalat maka musnahlah segala amal kebaikan yang telah diperbuat.
5. Berlaku dzalim atau aniaya
Golongan terakhir yang pahalanya juga terampas adalah orang-orang yang berlaku dzalim. Sebab amal kebaikan yang telah diperbuatnya dapat terampas oleh orang yang dizalimi. Terlebih lagi apabila orang yang di dzalimi tersebut bersabar atas kedzaliman yang menimpanya. Oleh sebab itu, hendaknya kita berhati-hati dalam berperilaku. Sebab, bukan hanya dapat merampas pahala namun doa orang yang di dzalimi merupakan doa yang pasti akan dikabulkan Allah SWT.
Demikianlah ulasan mengenai golongan orang yang pahalanya terampas. Dengan mengetahui hal ini diharapkan agar kita bisa menjauhi segala perbuatan dan sikap yang dapat membuat pahala terampas di akhirat kelak. Selain itu, sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita dapat berbuat baik terhadap sesama dan menjalankan kewajiban sebagai seorang hamba yang baik.