Medianda – Sahabat media Wacana Pemerintah mengenai kenaikan harga rokok menuai perdebatan banyak kalangan masyarakat. Tentu saja kaum santri turut bersuara atas rencana pemerintah itu.
Mengenai Wacana ini banyak menimbulkan pro dan kontra dan menjadi perhatian banyak publik, seperti yang di lansir muslimmoderat.com sebuah pesan dari seorang tokoh ulama besar dari jawa tengah.
Dawuh guru Kami (KH. Maimoen Zubair): kowe mandek rokok luweh apik timbang sholat sunnah nanging sek rokok’an (kamu berhenti merokok lebih baik daripada istiqomah sholat sunnah tapi masih merokok).
Seperti maqolah seorang kiyai Pekalongan:
لا خيرَ خيرٌ لا يدوم، ولا شرّ شرُّ لا يدوم. والشر لايدوم خيرٌ من خير لايدوم.
“Tak ada kebaikan dalam kebaikan yang tidak continue, dan tidak dapat dikatakan buruk dalam keburukan yang tidak continue. Keburukan yang tidak continue, lebih baik daripada kebaikan yang tidak continue.”
Suatu ketika KH. Abdul Hamid ingin sowan kepada Habib Jakfar bin Syaikhon As seggaf di pasuruan yang menjadi guru beliau. Namun mbah Hamid menunggu lama sekali dan tak kunjung di temui juga. Kemudian Habib Jakfar berkata kepada salah satu khodimnya:
“Aku tidak mau menemui karena bau rokok”
Akhirnya mbah Hamid seketika itu menuju masjid dan berikrar dihadapan Alloh untuk meninggalkan rokok pada saat itu. Setelah itu beliau kembali menuju ndalem sang Habib, tidak sampai didepan pintu, mbah Hamid sudah di “papak” di depan pintu rumah Habib Jakfar.
Sejak itu mbah Hamid berhenti merokok, hingga beliau menjadi Waliyyulloh dan mendapat derajat yg tinggi di sisi Alloh SWT.
Nah demikian penjelasan mengenai dawuh Kh. Maimoen Zubair, semoga dawuh ini bisa menjadi instropeksi diri bagi umat muslim khususnya para laki-laki. Semoga bermanfaat
Sumber:Islamidia.com