Medianda – Sahabat media Dzulhijjah adalah salah satu bulan mulia dalam kalender Islam. Banyak umat Islam yang menantikan kedatangannya, khususnya para calon jamaah haji, juga tentunya para peternak hewan qurban. Berikut ini adalah beberapa keutamaan bulan Dzulhijjah yang mesti kita ketahui dan semoga bisa memancing kita untuk melakukan banyak amal kebaikan pada bulan tersebut.
Adakah keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dibanding dengan hari-hari lainnya? Amalan apakah yang disunnahkan untuk di kerjakan diwaktu-waktu tersebut,Ahamdulillah,
Diantara waktu-waktu yang agung ialah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Dimana Allah Ta’ala mengutamakannya diantara hari-hari yang lain. Dari Ibnu Abbas radhiallahu”anhuma dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Tidak ada amalan shalih yang lebih dicintai Allah daripada amalan yang dilakukan di sepuluh hari ini (hari-hari pertama bulan Dzulhijjah). Maka para sahabat bertanya, “Tidak juga jihad fi sabilillah? ” Beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah. Kecuali seseorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya namun tidak ada satupun yang kembali.” (HR. Bukhari 2/457)
Juga dari Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
“Tidak ada satupun amalan yang lebih bagus dan lebih besar pahalanya disisi Allah ‘azza Wa Jalla daripada amalan kebaikan yang dikerjakan di sepuluh hari bulan berkurban (Dzulhijjah).” Beliau ditanya, “Tidak juga jihad fi sabilillah?” beliau menjawab, “Tidak juga jihad fi sabilillah kecuali seseorang yang keluar dengan membawa jiwa dan hartanya dan tidak ada satupun yang kembali darinya.” (Diriwayatkan Ad-Darimy 1/357 dengan sanad hasan sebagaimana tercantum dalam Irwa’ 3/398)
Sahabat medianda dalil-dalil diatas serta dalil yang lainnya menunjukkan akan keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah dibandingkan dengan hari-hari lainnya tanpa terkecuali sekalipun 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Akan tetapi malam hari di 10 terakhir bulan Ramadhan lebih utama dibandingkan dengan 10 malam pertama bulan Dzulhijjah. Karena dimalam itu diturunkan Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 5/412)
Oleh sebab itu, seorang muslim sudah sepantasnya membuka amalan di hari pertama bulan Dzuhijjah dengan taubat yang murni kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Lalu memperbanyak amalan-amalan shalih apapun bentuknya (tanpa mengkhususkan amal tertentu- terj) dan memusatkan konsentrasinya pada amalan berikut ini diantaranya:
1. Puasa
Seorang muslim disunahkan berpuasa di 9 hari pertama bulan Dzulhijjah. Sebab Nabishallallahu’alaihi wasallam memberi dorongan untuk beramal di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sementara puasa ialah salah satu amalan yang utama. Dan sungguh Allah Ta’ala telah memilih ibadah puasa untuk diri-Nya. Sebagaimana dalam hadist qudsi Allah Ta’ala berfirman, “Semua amalan Bani Adam untuk dirinya kecuali puasa. Karena amalan ini untuk-Ku, dan aku sendiri yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari 1805)
Dan Nabi shallallahu’alaihi wasallam juga berpuasa di 9 hari pertama bulan dzulhijjah. Dari Hunaidah bin Khalid dari istrinya, dari sebagian istri-istri Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Ia berkata,
“Dahulu Nabi shallallahu’alaihi wasallam berpuasa di sembilan hari pertama bulan dzulhijjah, hari ‘Asyura, tiga hari setiap bulan dan hari senin pertama pada setiap bulan dan di dua kamis.” (Dikeluarkan oleh An-Nasai 4/205 dan Abu Dawud. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Dawud 2/462)
2. Memperbanyak tahmid, tahlil dan takbir (takbiran)
Disunnah membaca tahmid, takbir, tahlil dan tasbih di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah serta mengeraskan bacaannya tatkala di masjid, di rumah, di jalan-jalan dan setiap tempat yang dibperbolehkan untuk berdzikir kepada Allah. Demikian ini dilakukan untuk menampakkan syiar ibadah, sekaligus pengumuman (bagi orang lain yang belum tahu keutamaan bulan Dzulhijjah -penj) mengagungkan Allah Ta’ala.
Mengeraskan bacaan ini hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, sementara perempuan, cukup dengan suara yang lirih.
Allah Ta’ala berfirman,
“Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak.” (QS. Al Hajj: 28)
Jumhur berpendapat makna kalimat, al ayyamul ma’lumat adalah sepuluh hari pertama bulan Dzuhijjah. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma, “ l Ayyam Al ma’lumat yaitu sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”
Dalil lainnya hadits yang dibawkan Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhuma, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda, ”Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah daripada amalan yang dilakukan pada hari-hari yang sepuluh ini, maka perbanyaklah membaca tahlil, takbir dan tahmid.” (Diriwayatkan Ahmad 7/224 dengan sanad hasan menurut Ahmad Syakir)
Adapun bacaan takbiran diantaranya kalimat: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaha Illallah, wallahu Akbar walillahil hamd. Atau kalimat takbiran bacaan lainnya.
Di zaman seperti sekarang ini membaca takbir menjadi amalan yang ditinggalkan, terutama di 10 hari pertama bulan Dzulhijah, hampir tidak pernah kita dengar, kecuali dari segelintir orang. Maka dari itu, hendaknya takbiran ini dibaca dengan suara keras demi menghidupkan sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sekaligus mengingatkan orang-orang yang lalai.
Terdapat riwayat yang shahih bahwasanya Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu’anhumamereka berdua pergi ke pasar pada sepuluh hari Dzulhijah. Keduanya bertakbir hingga orang-pun ikut bertakbir sebagaimana beliau berdua bertakbir. Dan yang dimaksudkan “orang-orang bertakbir dengan bacaan takbir ” adalah membaca takbir secara sendirian tidak berjama’ah dengan satu suara karena takbir jama’ah ini bukan termasuk ajaran syari’at.
Sesungguhnya menghidupkan sunnah yang hampi-hampir saja dilupakan orang termasuk amalan yang mendatangkan pahala yang besar. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam,
“Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku yang telah hilang sepeninggalku maka ia akan mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang-orang yang megikutinya tanpa dikurangi sedikitpun.” [Dikeluarkan oleh Imam At-Tirmidzi 7/443, hadist tersebut hadits hasan dengan syawahid (hadits penguat)]
3. Menunaikan haji dan umrah
Sesungguhnya amalan yang paling utama yang dilakukan selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ialah haji di Baitullah. Siapa yang Allah beri taufiq untuk menunaikan ibadah haji di rumah-Nya dan melakukan syarat-syarat serta rukun-rukun haji sebagaimana yang dituntunkan syariat maka insyaallah dia termasuk orang yang disebutkan Rasulullahshallallahu’alaihi wasallam dalam hadits berikut, “Haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuai surga”.
4. Berkurban
Diantara amalan shalih selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sebagai bentuk taqarrub kepada Allah ialah dengan menyembelih hewan kurban yang baik dan yang gemuk serta menginfakkan harta dijalan Allah.
Untuk itu, bersegeralah memanfaatkan waktu dihari-hari yang agung tersebut sebelum menyesal seperti penyesalan orang lalai atas apa yang ia lakukan dan sebelum ia diminta pulang sementara belum terjawab apa yang ia tanyakan.
Nah sahabat itulah penjelasan keutamaan di 10 hari pertama bulan dzulhijjah. Semoga bermanfaat.
Sumber: Ukhtiindonesia