Medianda – Sahabat media Setiap kali memasuki bulan Agustus, ada nuansa hari-hari yang beranjak berbeda. Di pertengahan bulan, tepatnya pada tanggal 17, rakyat Indonesia akan bersuka cita melewati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Walaupun sejatinya kita belum benar-benar merdeka sejauh ini dari bentuk penjajahan yang makin beragam, namun bolehlah kita meramaikan peringatan kemerdekaan resmi Tanah Air ini secara simbolis. Tentu saja, rakyat Indonesia punya cara sendiri untuk merayakannya.
Tepat 71 tahun silam Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka. Tidak lagi menanggung parasit para penjajah kala itu. Merdeka bukan sembarang merdeka, sebuah perjuangan panjang telah dilalui bangsa ini sebelumnya. Ratusan tahun para pejuang bangsa menyusun strategi demi menjadikan Indonesia sebagai negara yang aman dan tentram.
Tidak dapat dipungkiri, tidak hanya para pria di balik kesuksesan pulangnya para pemeras rakyat. Namun juga para wanita yang berjuang dengan caranya masing-masing. Diantara mereka, terdapat muslimah-muslimah yang tangguh dalam pendiriannya. Beberapa dari para muslimah yang jihadnya mengantarkan Indonesia ke masa kemerdekaannya ialah sebagai berikut ini:
1.Cut Nyak Dien
Tjoet Nja’ Dhien (Cut Nyak Dien) lahir di Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848 serta wafat di Sumedang, Jawa Barat, 6 November 1908. Cut Nyak Dien bersama dengan suaminya, Teuku. Mereka memimpin berbagai peperangan di tanah rencong (Aceh) melawan pasukan penjajah Belanda sejak tahun 1880.
2.Cut Nyak Meutia
Tjoet Nja’ Meutia (Cut Nyak Meutia) lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, 1870 dan wafat di Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910. Beliau melakukan perlawanan kepada para penjajah Belanda bersama dengan suaminya Teuku Muhammad (Teuku Tjik Tunong).
3.Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang lahir di Purwodadi, Jawa Tengah, 1752 dan wafat di Yogyakarta, 1828. Beliau adalah merupakan pemimpin daerah Serang. Ia mimpin pasukan dari tandu untuk membantu Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajahan Belanda selama kurang lebih 3 tahun.
4.Hj.Fatmawati Soekarno
Hj. Fatmawati Soekarno lahir di Bengkulu, 5 Februari 1923 wafat di Kuala Lumpur, Malaysia, 14 Mei 1980. Beliau ialah orang yang menjahit bendera pusaka “Sang Saka Merah Putih” yang dikibarkan saat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
5.Opo Daeng Risadju
Opu Daeng Risadju lahir di Palopo, Sulawesi Selatan, 1880 dan wafat di Palopo, Sulawesi Selatan, 10 Februari 1964. Ia melakukan pemberontakan terhadap tentara NICA pada tahun 1946.
6.Raden Ajeng Kartini
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 dan wafat di Rembang, 17 September 1904. Beliau yang tidak asing bagi warga Indonesia ialah merupakan pelopor kebangkitan perempuan dengan beberapa pemikiran dan pandangannya yang sangat kritis tentang emansipasi wanita.
7.Hj.Rangkayo Rasuna Said
Hj. Rangkayo Rasuna Said lahir di Agam, Sumatera Barat, 14 September 1910 dan wafat di Jakarta, 2 November 1965. Sebab memprotes ketidakadilan yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda, ia dipenjara oleh penjajah Belanda pada tahun 1932. Ia juga pernah menjabat sebagai anggota DPR-RIS dan Dewan Pertimbangan Agung.
8.Laksamana Keumalahayati
Dengan semangat yang berapi-api, ia pimpin sebanyak 2000 janda melawan pasukan Belanda. Laksamana Malahayati, seorang muslimah pertama di dunia yang menjadi laksamana di zaman pelayaran modern. Wanita asal Aceh ini membuat bergidik bangsa-bangsa adidaya pada masa itu.
9.Rahmah El Yunisiyah
Rahmah dilahirkan di Padang Panjang, Sumatera Barat pada 29 Desember 1900 dan wafat pada tahun 1969. Wanita bernama lengkap Hajjah Rangkayo Rahma El Yunisiyah ini merupakan reformator di dunia pendidikan Islam di Indonesia. Ia merupakan pendiri Diniyah Putri, sekolah agama Islam perempuan pertama di Indonesia.
10.Dewi Sartika
Raden Dewi Sartika lahir di Bandung, 4 Desember 1884 dan meninggal di Tasikmalaya, 11 September 1947 pada umur 62 tahun. Ia adalah merupakan tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Dewi Sartika berhasil mendirikan sekolah bernama Sakola Keutamaan Istri pada tahun 1910. Tak hanya di Bandung, sekolah khusus perempuan ini juga didirikan di luar Kota Bandung.
Masih banyak pahlawan-pahlawan wanita yang membela Indonesia melawan segala "penjajah" dengan berani.
Kita sebagai generasi penerus bangsa tidak hanya harus mengetahui tentang para pahlawan namun juga harus menyontoh semangat pengorbanan mereka untuk Indonesia, tentunya dengan cara kita masing-masing.
Semoga artikel ini dapat menambah wawasan kita semua dan semoga bermanfaat.
Sumber: Muslimahdaily