Kategori

Para Orang Tua Khususnya Ibu Baca Ini, Inilah 8 Kalimat Yang Tidak Boleh Diucapkan Ibu Kepada Anak Jika Anda Tidak Ingin Anak Yang Seperti Ini....

By On Agustus 07, 2016

Medianda – Sahabat media Anak merupakan anugrah sekaligus amanah yang langsung diberikan oleh Allah kepada setiapa pasangan suami istri yang telah dikehendaki dan juga dipercaya Allah untuk mendidik anak dengan baik. Para pasangan suami istri yang telah diberi karunia anak hendak bersyukur, sebab diluar sana banyak saudara kita yang menanti kehadiran anak namun belum juga dikaruniai anak oleh Allah. Oleh sebab itu didik anak sesuai agama, jangan pernah mensia-siakan anak. Memang mendidik anak itu tidak mudah seperti membalikan sebuah tangan.



Membentuk karakter anak sudah harus dimulai saat usianya masih balita. Dalam rentang waktu tersebut, anak mudah menyerap apa yang diajarkan orang tua serta lingkungan sekitarnya.

Itulah mengapa bagi semua orang tua harus ekstra berhati-hati menjaga pergaulan anak saat masih dalam periode balita. Mereka dengan mudah menyerap semua hal yang diajarkan, apakah itu hal baik atau buruk. Termasuk juga menjaga ucapan sang ibu kepada anak. Ibu ialah merupakan pendidik pertama untuk anak-anaknya. Cara mendidiknya ialah dengan cara lisan atau ucapan. Sayang, banyak Ibu yang justru mengeluarkan kalimat yang dapat mempengaruhi mental anak kelak. Ada kalimat yang sebaiknya ditiadakan agar karakter anak terbangun dengan baik. Apa saja? Berikut ringkasan penjelasannya.

1. Memberikan Pernyataan Negatif tentang Diri Anak
Pernyataan negatif tentang anak akan membuat hati anak merasa tersakiti. Bahkan ini akan melekat menjadi pribadi mereka saat sudah dewasa. Kalimat-kalimat negatif contohnya “Kamu anak yang pelit!”, “Kamu pemalas!”,“Kamu gendut!”, “Kamu nakal!” dan kalimat negatif lainnya. Mereka akan benar-benar seperti apa yang orang tua mereka katakan. Sungguh berbahaya, mengingat kata-kata seorang ibu bisa berarti doa untuk anak-anaknya.

2. Jangan katakan “Jangan Ganggu, Ibu Sibuk!”
Terkadang kesibukan pekerjaan baik rumah maupun kantor membuat Ibu mengabaikan anak. Saat anak datang menghampiri, biasanya kalimat “Jangan Ganggu, Ibu Sibuk!” ini cukup ampuh membuat anak-anak berhenti mengganggu.

Sekilas, hal ini terlihat normal. Berdasarkan penelitian dari seoarang pelatih bela diri verbal, Suzette Haden Elgin PhD, tindakan demikian akan membuat anak merasa tidak berarti. Bila menerima perlakuan seperti ini setiap hari, maka tidak mengherankan bila saat sudah besar mereka akan merasa tidak ada gunanya berbicara dengan orangtua.

3. Jangan katakan “Jangan Menangis!”
Kalimat “jangan menangis” merupakan kalimat yang sering diucapkan Ibu untuk mendiamkan anak. Biasanya anak menangis sebab berkelahi dengan teman, kakak, atau saat mereka terjatuh. Namun Ibu tidak lantas harus segera mendiamkan anak dengan cara menyuruhnya diam. Kalimat lain yang sering mengikuti kalimat ini ialah “Jangan cengeng!”, “Jangan sedih!”, “Jangan takut!”.

Menurut seorang ahli psikologi anak, Debbie Glasser, kalimat-kalimat tersebut akan membuat anak merasa bahwa menangis ialah tindakan yang tidak umum. Sehingga saat dewasa nanti, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang keras dan tidak mudah tersentuh.

4. Jangan Membanding-bandingkan Anak
Contoh kalimat-kalimat ini misalnya “Lihatlah kakakmu, dia bisa melakukannya dengan cepat. Mengapa kamu tidak bisa melakukannya juga?” “Temanmu bisa menggambar dengan bagus, kenapa kamu tidak?” “Dulu saat kecil ibu bisa begini begitu, masa kamu tidak bisa?!” Kalimat ini akan membuat anak-anak merasa bingung dan akan tumbuh menjadi pribadi yang kurang percaya diri. Bahkan tidak jarang anak akan membenci orang tuanya sebab selalu dibanding-bandingkan dengan orang lain.

5. Jangan katakan “Tunggu Ayah Pulang ya! Biarkan kamu dihukum ayah”
Kalimat ini sering terjadi saat anak melakukan kesalahan sementara ayahnya berada di kantor. Maka Ibu dengan mudah biasanya akan mengatakan kalimat “Tunggu Ayah Pulang ya! Biarkan kamu dihukum ayah”

Hal ini justru akan memperburuk keadaan sebab Ibu malah menunda untuk mengatakan kesalahan anak. Ada kemungkinan bahwa saat seorang ibu menceritakan kembali kesalahan yang dilakukan anak-anak mereka, ibu malah membesar-besarkan sehingga anak-anak menerima hukuman yang lebih dari seharusnya. Ada kemungkinan juga orang tua menjadi lupa kesalahan anak-anak mereka, sehingga kesalahan yang seharusnya dikoreksi terabaikan.

6. Jangan Terlalu mudah dan berlebihan memberi pujian
Memberikan pujian berlebihan kepada anak tidak selamanya baik. Sebab hal ini akan terkesan murah bagi ana. Oleh sebab itu bila seorang anak melakukan sesuatu yang sederhana, tidak perlu memuji dengan “Luar Biasa! Luar Biasa!” Sebab anak secara alamiah akan mengetahui hal-hal yang dia lakukan dengan biasa-biasa saja atau luar biasa. Sekiranya ia mendapat hasil bagus di sekolah, pujilah sekedarnya dengan mengucapkan “Alhamdulillaah. Bila kita memuji hasil yang dilakukan anak dan bukan sikapnya, sangat mungkin anak kita akan berfokus pada hasil dan tidak peduli dengan sikap/ karakter yang baik.

Baca juga :Ciri anak yang membawa rezeki bagi orang tuanya

7. Jangan Katakan “Kamu Selalu…” atau “Kamu tidak pernah…”
Janganlah melontarkan kalimat dengan “Kamu selalu….” atau “Kamu tidak pernah…”. Memang, kata-kata ini kadang refleks langsung terucap oleh orangtua, namun hindarilah penggunaan kalimat ini.

“Hati-hati, kedua kata-kata itu ada makna di dalamnya. Di dalam pernyataan “Kamu selalu…” dan “Kamu tidak pernah” ialah label yang bisa melekat selamanya di dalam diri anak,” ujar Jenn Berman PhD, seorang psikoterapis.

Berman mengungkapkan, kedua pernyataan yang kerap dilontarkan oleh orang tua ini akan membentuk kepribadian anak. Anak-anak akan menjadi seperti apa yang dikatakan terhadap dirinya. Bila orangtua mengatakan sang anak selalu lupa menelepon ke rumah bila pulang terlambat, maka ia akan menjadi anak yang tidak pernah menelepon ke rumah.

8. Jangan katakan “Bukan begitu caranya, sini biar ibu saja!”
Kalimat ini juga sering diucapkan Ibu saat tidak sabar melihat proses kerja anak. Kalimat ini biasanya terucap saat anak membantu orang tuan namun tidak melakukan seperti apa yang diinginkan Ibu. Dr Berman mengatakan ini merupakan sebuah kesalahan. Kalimat ini membuat anak tidak mengerti cara yang benar dalam menyelesaikan sesuatu.


Sahabat itu penjelasan mengenai beberapa perkataan ibu yang dilarang diucapkan saat mendidik anak, anak bagaikan kertas kosong bila diisi dengan sesuatu yang keras maka ia akan menjadi keras begitu pula sebaliknya. Semoga informasi ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi orang tua khususnya para ibu. Semoga bermanfaat dan silahkan share.





Sumber:Infoyunik.com

Next
« Prev Post
Previous
Next Post »
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==