Medianda – Sahabat medianda Malam pengantin atau yang sering disebut banyak orang malam pertama adalah merupakan malam yang penuh kasih dan cinta bagi pasangan suami isteri. Malam yang ditaburi ribuan rahmatNya. Akan tetapi, sayang jika pada malam ini dihabiskan hanya untuk kesenangan duniawi semata. Malam pertama hendaknya dilalui dengan sunnah-sunnah yang telah dianjurkan oleh teladan kita, Rasulullah Saw. Inilah beberapa amalan yang dianjurkan tersebut adalah sebagai berikut :
1.Meluruskan niat
Sebelum menikah, alangkah baiknya pasangan calon suami isteri meluruskan niat mereka masing-masing. Menikah bukan untuk kebutuhan n4fsu belaka, namun niat untuk menjalankan perintahNya. Niat seorang suami dan isteri menikah ialah untuk saling menjaga kehormatannya.
Berdasarkan Riwayat Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Hakim. Dari Abus Hurairah, Rasulullah bersabda :
“Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka adalah: Seorang yang berjihad di jalan Allah, seorang budak (berada di dalam perjanjian antara dirinya dan tuanya) yang menginginkan penunaian, dan seorang menikah yang ingin menjaga kehormatannya.”
2.Berhias dan mempercantik diri
Sesungguhnya wanita diharamkan untuk berhias diri kecuali dalam beberapa keadaan, salah satunya berhias untuk sang suami di rumah. Hal-hal yang tidak diperbolehkan dalam berhias diri bagi wanita ialah mencabuti alis dan bulu diantara keduanya atau mengeroknya, menyambung rambut dengan rambut yang lain, mentato, mengikiri gigi agar lebih cantik, dan mengenakan pakaian yang diharamkan baik pada malam pertama ataupun selain itu.
Sedangkan diperbolehkan mengenakan emas dan perak sebagaimana yang wanita biasa kenakan.
Untuk suami, hendaknya menghias diri sebab merupakan salah satu cara yang baik dalam menggaul! istri. Namun dilarang mengenakan cincin emas kecuali perak, mencukur jenggot, memanjangkan pakaiannya hingga ke tanah, dan mengenakan sutera kecuali dalam beberapa keadaan.
Dari Abu Musa Al Asy’ari, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Diharamkan bagi laki-laki dari umatku sutera dan emas, namun dihalalkan bagi perempuan.” (HR. Tirmidzi).
3.Melaksanakan shalat dua rakaat
Dianjurkan untuk shalat dua rakaat sebelum melaksanakan jima’, seperti yang Rasulullah ajarkan dalam hadits yang dirawayatkan Ibnu Syaibah dan Ibnu Masud, dia mengatakan kepada Abi Haraiz,
“Perintahkan dia untuk shalat dua rakaat di belakang (suaminya) dan berdoa ‘Allahumma Barik Lii fii Ahlii dan Barik Lahum fii. Allahummajma’ Bainanaa Ma Jama’ta bi Khoirin wa Farriq Bainana idza Farroqta bi Khoirin—Wahai Allah berkahilah aku didalam keluargaku dan berkahilah mereka di dalam diriku. Wahai Allah satukanlah kami dengan kebaikan dan pisahkanlah kami jika Engkau menghendaki (kami) berpisah dengan kebaikan pula.”
4.Lemah lembut
Suami yang meng9aul! istrinya hendaknya bersikap lemah lebut layaknya yang disampaikan Rasulullah dalam hadits berikut,
Dari Asma binti Yazid bin as-Sakan berkata, “ Aku pernah merias Aisyah untuk Rasulullah, lalu aku mendatangi Rasulullah dan mengajakny untuk melihat kecantikan Aisyah. Beliau pun mendatanginya dan membawa segelas susu lalu beliau meminumnya dan memberikannya kepada Aisyah, maka Aisyah pun menundukkan kepalanya karena malu. Asma berkata “Maka aku menugurnya,” dan aku katakan kepadanya, “Ambillah (minuman itu) dari tangan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,” Asma berkata, “Maka Aisyah pun mengambilnya lalu meminumnya sedikit.” (HR Ahmad dalam al Musnaf)
5.Berwudhu diantara dua jima’
Seorang laki-laki yang meng9aul! istrinya lalu dia ingin mengulanginya lagi, maka berwudhulah untuk mengembalikan tenaganya. Sedangkan wudhu yang dimaksud ialah wudhu seperti hendak shalat.
Dari Abi Said al Khudriy berkata, “Rasulullah bersabda, ‘Apabila seorang dari kalian menggauli istrinya kemudian dia ingin mengulanginya lagi, maka berwudhulah diantara kedua (jima’) itu.” (HR Muslim)
Hal ini dianjurkan dan bukanlah sebuah kewajiban. Namun akan lebih utama jika mengerjakan mandi diantaranya keduanya. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ashabus Sunna dari Aisyah Radiallahu ‘Anha berkata, “Rasulullah pernah tidur dalam keadaan junub tanpa menyentuh air hingga dia terbangun setelah itu dan mandi.”
6.Mandi berduaan
Sebuah hadits mengatakan,
Asiyah berkata, “Aku mandi bersama Rasulullah dari satu wadah dantara diriku dan dirinya. Tangan kami saling bergantian berebutan sehingga aku mengatakan, ‘Tinggalkan (sedikit air) buatku, tinggalkan buatku.” Dia berkata, “Mereka berdua dalam keadaan junub.” (HR. Bukhari dan Muslim).
7.Mengunjungi kerabat pada pagi harinya
Disunnahkan bagi pasangan suami istri yang telah menikah untuk mengunjungi kerabat yang telah memenuhi undangan saat pernikahannya. Hal ini dianjurkan dalam hadits berikut,
Anas Radhiallahu ‘Anhu berkata,”Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengadakan pesta saat menikah dengan Zainab. Kaum muslimin dikenyangkan dengan roti dan daging. Kemudian beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam keluar menemui ibu-ibu kaum mukminin (isteri-isterinya) dan mengucapkan salam kepada mereka, mendoakan mereka dan mereka pun menyambut salamnya dan mendoakannya, beliau lakukan itu pada pagi hari setelah malam pengantinnya.”
Sahabat medianda semoga Allah memberi rahmat kepada pasangan-pasangan yang selalu menjalankan sunnah Rasulullah layaknya memberi rahmat kepada orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Aamiin.
Semoga bermanfaat
Sumber:Istimewa