Medianda – Sahabat medianda sebagai manusia hendaknya kita selalu tanamkan fikiran yang selalu berfikir baik kepada siapa saja, jangan sampai kita su'udzon dan memandang sebelah mata kepada orang lain, sebab belum tentu orang yang kita pandang sebelah mata tersebut ternyata ia adalah makhluk pilihan Allah.
Diceritakan, ada tamu dari Kendal sowan pada Mbah Hamid. Kemudian Mbah Hamid menitipkan salam untuk si fulan bin fulan yang kesehariannya ada di Pasar Kendal, menitipkan salam untuk seorang yang dikira hilang ingatan oleh orang-orang Kendal. Fulan bin fulan kesehariannya ada di sekitaran pasar dengan pakaian dan perilaku persis seperti orang hilang ingatan, namun tidak pernah mengganggu beberapa orang di sekelilingnya.
Tamu itu bingung kenapa Mbah Hamid hingga menitipkan salam untuk orang yang dikira gila oleh dianya.
Tamu itu bertanya : “Bukankah orang itu adalah orang hilang ingatan Kyai.? ”
Lalu Mbah Hamid menjawab : “Beliau yakni wali besar yang melindungi Kendal, rahmat Allah turun, bencana ditangkis, itu karena beliau, berikan salamku. ” Setelah si tamu pulang ke Kendal, menanti kondisi pasar sepi, dihampirilah orang yang dianggap hilang ingatan itu yang nyatanya Shohibul Lokasi Kendal.
“Assalamu’alaikum…” Sapa si tamu.
Wali itu melihat dengan tampang menakutkan seperti orang hilang ingatan sungguhan, lalu keluarlah seuntai kata dari bibirnya dengan suara sangar : “Wa’alaikumussalam.. ada apa..!!! ”
Dengan tubuh agak gemetar, si tamu memberanikan diri. Berkatalah ia : “Panjenengan dapat salam dari Kyai Hamid Pasuruan,
Assalamu’alaikum…”
Tidak lama, wali itu berkata : “Wa’alaikumussalam” serta berteriak dengan nada keras : “Kurang ajar si Hamid, saya berupaya bersembunyi dari manusia, supaya tidak di ketahui manusia, kok jadi dibocor-bocorkan. Ya Allah, saya tidak mampu, saat ini sudah ada yang tahu siapa saya, saya ingin pulang saja, tidak mampu saya hidup didunia. ”
Kemudian wali itu membaca satu doa, serta bibirnya mengucap : “Laa Ilaaha Illallah Muhammadun Rasulullah…”
Saat itu segera meninggal dunia sang Wali didepan orang yang diutus Mbah Hamid.
Subhanallah… demikianlah beberapa Walinya Allah, sebab sangat inginnya berasyik-asyikkan hanya dengan Allah hingga berupaya bersembunyi dari keduniawian, tidak mau ibadahnya diganggu oleh beberapa orang pakar dunia. Bersembunyinya mereka menggunakan langkah mereka masing-masing. Oleh sebab itu jangan sampai kita su’udzon pada beberapa orang di sekitaran kita, beberapa janganlah dia yakni seseorang Wali yang “bersembunyi”.
Jadi ingat nasehat Maha Guru kami, al-Quthb al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih : “Jadikanlah dirimu mendapat tempat di hati seseorang Auliya. ”
Mudah-mudahan nama kita tertanam di hati beberapa kekasih Allah, sampai kita selalu memperoleh nadzrah dari guru-guru kita, dibimbing ruh kita sampai paling akhir kita menghirup hawa dunia ini, Aamiin.
Semoga bermanfaat.
Sumber:popularpost21.com
