Medianda – Sahabat medianda Mainan anak yang beredar dimasyarakat memang sebagian besar adalah barang import dari Negara tetangga tepatnya adalah Negara china. China adalah importir mainan anak-anak terbesar di dunia. Beberapa laporan menunjukan jika lebih dari 75 % mainan yang ada di dunia ini diproduksi di negeri tirai bambu tersebut.
Harga yang murah adalah merupakan salah satu faktor yang membuat mainan produksi China laku di pasaran. Namun, sebuah gambaran ironis mengenai realita di lapangan tentang para pekerja yang memproduksi mainan tersebut.
Dilansir dari tribunnews.com, seorang fotografer, Michael Wolf, membuat laporan mengenai para pekerja pembuat mainan di China. Ia menyebut proyeknya ini sebagai “The Real Toy Story” atau kisah nyata di balik pembuatan mainan.
Ia selama tiga hari berkesempatan melihat secara langsung bagaimana kehidupan para buruh pabrik pembuatan maninan.
Wolf mencatat beberapa fakta mencengangkan di balik harga murah mainan buatan China.
1. Gaji pegawai yang sangat kecil
Menurut informasi yang didapatkan oleh Wolf, pekerja biasanya dibayar Rp 3 juta per bulan untuk 10 jam kerja per hari. Ia membuat perbandingan dimana satu buah mainan berkualitas tinggi di negara barat sama dengan gaji enam bulan pekerja pabrik mainan di China.
2. Pekerja hampir tidak punya waktu istirahat
Waktu istirahat yang dimiliki oleh para pekerja pabrik hanya 30 menit per shift. Wolf mendapatkan gambar di mana dua orang pekerja sedang tidur di bawah tumpukan boneka yang ia kerjakan.
3. Banyak pekerja perempuan
Pekerja pabrik mainan di dominasi oleh para perempuan. Bahkan Wolf mengatakan jika hampir semua pekerjanya adalah kaum hawa. Jika diantara mereka ada yang telah berkeluarga atau punya anak, maka mereka terpaksa meninggalkan kewajiban mereka sebagai ibu rumah tangga.
4. Pekerja tidak menggunakan pakaian pengaman
Para pekerja umumnya tidak memperhatikan faktor keamanan. Meski bekerja dengan bahan yang terbuat dari plastik yang notabene selalu berhubungan dengan bahan kimia, mereka tidak memakai pakaian yang aman. Terkadang hanya memakai masker seadanya.
Para pekerja tersebut melakukan semua dengan menanggung resiko kesehatan yang cukup tinggi. Bahkan saat mereka sakit, maka untuk berobat pun tidak diganti biayanya.
5. Berlakunya sistem “Hukou” di China
Apa itu Hukou? Hukou adalah sistem yang mengatur kesejahteraan pekerja di China, termasuk akomodasi, kesehatan, pendidikan, dan uang pensiun.
Aturan tersebut menyebutkan jika uang pensiun ialah tanggung jawab daerah tempat lahir para pekerja tersebut. Itu berarti, pegawai yang berasal dari luar daerah tidak berhak menuntut kesejahteraan dari pabrik tempat ia merantau.
6. Banyak mempekerjakan anak sekolah sebagai karyawan magang
Untuk meningkatkan softskill, pihak sekolah biasanya mengirim anak didiknya untuk magang. Keuntungan justru didapatkan pihak pabrik karena mendapat tenaga tambahan tanpa mengeluarkan uang.
Sumber:Postshare