Medianda – Sahabat medianda Memang kesehatan adalah merupakan salah satu kenikmatan yang luar biasa dari Allah Swt yang patut kita syukuri. Muhammad Fahri Asidiq, bocah berusia 11 tahun menderita penyakit langka. Ia menderita penyakit langka yang menyebabkan jika dirinya batuk tulang akan ada yang patah atau bergeser dari posisi semula.
“Kalau begini terus, aku ingin mati saja, Bu,” papar Fahri kepada ibunya, Sri Astanti Nursani (32), dikutip di Kompas.com.
Kata-kata tersebut dilontarkan oleh Fahri sembari menyobek foto-foto masa kecilnya yang bisa berjalan normal. Ucapan pilu yang diutarakan oleh buah hatinya tersebut membuat hati Sri teriris sendu.
Nada pesimisitu terlontar dari mulut anak kecil yang tinggal di Jalan Cipandung Rt 02 RW 04, Cipandung, Kecamatan Cibiru, Bandung. Karena, dia sudah merasa tidak tahan dengan rasa sakit di tulang.
“Kalau Fahri batuk, tulangnya pasti ada patah atau geser,” papar Sri
Fahri sudah menderita penyakit langka tersebut sejak usia 4 tahun. Tulangnya mendadak rapuh akibat penyakit osteogenesis imperfect hingga dirinya sudah tidak kuat lagi menopang berat tubuhnya sendiri. Penyakit ini yang membuat Fahri tidak mampu berjalan seperti anak-anak pada umumnya.
Selain itu tulang-tulangnya juga mudah sekali patah. Sudah tidak terhitung jumlah tulang Fahri yang patah, baik disengaja ataupun tidak sengaja. Yang masih diingat oleh ibunda Fahri, ada 6 patahan di tulang rusuk depan, empat patahan di tulang rusuk kering dan sejumlah patahan di beberapa tubuhan lainnya.
“Kalau tulangnya ada yang patah Fahri pasti nangis karena tulangnya kan saling tumpang. Suaranya (tulang patah) pasti terdengar cukup keras. Waktu itu cuma kena mainan, patah,” jelas Sri.
Saking seringnya tulang patah, Fahri terkadang sampai menyembunyikan rasa sakitnya agar si ibu tidak khawatir dan cemas. Diam-diam tulang yang patah diurutnya sendiri dengan tangannya hingga kembali tersambung.
Sri saat ini harus berjuang sendirian lantaran telah diceraikan oleh suaminya sejak Fahri berusia 4 tahun. Setiap hari, Sri menjajakan tisu di lokasi-lokasi wisata di Bandung dan bisa menghasilkan Rp 200.000. Setengah penghasilannya akan dibuat untuk biaya berobat Fahri dan setengahnya lagi untuk biaya sehari-hri.
Sri hanya bisa pasrah dan berharap agar anaknya diterima di masyarakat dan disamakan dengan anak normal lainnya.
Semoga lekas sembuh ya fahri…