Medianda – Sahabat medianda menikah dalam usia yang siap atau matang memang sangat penting, sebab apabila menikah di usia dini bisa berakibat buruk bagi seorang wanita. Organisasi Etiopia, Girl Hub Ethiopia, meluncurkan film dokumenter mengejutkan tentang pernikahan anak di negara mereka. Menurut laporan tersebut, sekitar 52 % gadis Etiopia menikah di bawah usia 15 tahun dan 80 % menikah di bawah usia 18 tahun.
Dalam video dokumenter tersebut, Girl Hub Ethiopia menyorot kisah empat gadis yang menjadi korban pernikahan anak. Berdasarkan pengakuan mereka, usia yang belum matang membuat kek*erasan dalam rumah tangga adalah hal yang umum mereka alami.
Banchayehu (20) dipaksa menikah pada usia 7 tahun. Ia mengaku tidak mengerti sama sekali soal pernikahan. Mereka membawanya ke pasar dan mengatakan akan membelikan ia pakaian.
“Saat aku tidak mau tidur dengan suamiku, ia akan memukulku. Bahkan ibu mertua menyalahkan sikapku,” kata Banchayehu seperti dilansir dari Kami.
Sementara Meseret yang berusia 10 tahun, dinikahkan saat berusia tujuh tahun. Ia mengaku kaget, saat terbangun di pagi hari ada pesta yang dilakukan di rumahnya. Meseret kemudian diminta duduk bersama seorang pria dan pada siang hari, ia dibawa pergi dari rumahnya. Sampai kini, ia masih tidak mengerti mengapa ia harus melakukannya.
Lain lagi dengan kisah Emet. Meski usianya baru menginjak 22 tahun, ia telah tiga kali menikah.
“Saat pesta berlangsung, orang-orang menari dan makan seharian di rumahku. Lalu mereka memberikan kuda-kudaan dan membawaku pergi dari rumah,” kata Emet.
Sedari awal pernikahan, Emet tidak pernah merasa bahagia. Perempuan itu menghabiskan waktunya di kamar untuk menangis dan ingin kembali ke rumah orangtuanya.
Sementara itu, Tsehaynesh yang kini berusia 18 tahun, menikah pada usia 10. Orangtuanya bukanlah orang berada. Untuk membayar utang, ia dinikahkan dengan pria tua sebagai penjamin.
Sahabat medianda tidak hanya mereka, lebih dari 9 juta gadis lain di Etiopia menjadi k0rban pernikahan usia anak. Pernikahan di bawah usia 18 tahun memiliki banyak dampak buruk seperti berpotensi kegu*guran, anak dan ibu rentan terhadap penyakit, kualitas anak yang dilahirkan rendah, gizi buruk, serta putus sekolah.
Selain itu, pernikahan usia anak juga membawa risiko menurunnya kesehatan rep*roduksi, beban ekonomi yang makin bertambah berat, kek*erasan dalam rumah tangga, perc*eraian, dan bu*nuh diri.
Sumber:Postshare