Seorang pasien positif virus Corona COVID-19 menceritakan pengalamannya dirawat di rumah sakit. Nina Susilowati asal Jakarta mengaku awalnya berjuang melawan virus ketika suatu hari dirinya demam ditambah sesak napas.
"Seminggu pas sebelum panas itu meeting di beberapa kementerian. Nggak tahu mungkin dari situ terpaparnya," kata wanita berusia 50 tahun ke atas itu pada detikcom, Rabu (15/4/2020).
Pemeriksaan di rumah sakit (RS) awal menunjukkan Nina memiliki gejala mirip seperti infeksi virus Corona. Nina juga memiliki penyakit penyerta lain seperti diabetes dan hipertensi. Oleh sebab itu ia langsung dirujuk ke RSUD Pasar Minggu sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).
Dari awal masuk, Nina sudah ditempatkan di ruang isolasi bersama dua pasien lainnya. Secara rutin ia menjalani pemeriksaan darah, suntik vitamin, hingga suntik insulin.
"Pada saat masuk, sesak napasku parah. Dua hari aku di-ventolin (obat paru-paru -red) dan menggunakan selang oksigen sepanjang waktu," cerita Nina.
Di ruangan isolasi tersebut Nina berganti-ganti teman sekamar. Satu keluar karena sudah negatif Corona. Satunya lagi divonis positif dan dipindah kamar. Berikutnya masuk lagi dua pasien baru. Saat itulah ia menghadapi kejadian yang membuatnya terguncang. Keduanya meninggal hanya dalam hitungan menit.
Nina bercerita saat itu, pagi hari, para perawat datang untuk mengecek kondisi mereka. Ketika perawat sedang mengurus pasien pertama yang kondisinya memang sudah tak sadar, pasien kedua di samping Nina tiba-tiba mengeluh sesak nafas.
Nina menyebut pasien pertama sebagai Sri dan pasien kedua Lia.
"Sebelum perawat membantu Sri, si Lia itu bilang 'sus sesak'. Suster segera memasang alat bantu berventolin, kemudian sudah dipasang alat-alat susternya kembali ke Sri lagi," ungkap Nina
Saat mau memasukkan susu ke infus, para perawat menyadari Sri meregang nyawa. Usaha dilakukan, tapi Sri akhirnya meninggal.
"Sementara, aku perhatikan tarikan napas Lia sama gerak perut awalnya terkoordinasi dengan baik tapi lama-lama kok jadi beda. Enggak lama kepalanya terkulai, bantuan suster pun tak mengejar ajalnya menjemput," lanjut Nina yang mengaku sempat menangis karena syok menyaksikan pemandangan tersebut.
Pada akhirnya Nina dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Ia menjalani hari-hari perawatan hingga perlahan kondisinya membaik sampai akhirnya boleh pulang namun masih harus tetap isolasi mandiri.
Nina memberi apresiasi pada para tenaga medis yang terus bekerja melayani pasien mempertaruhkan nyawanya. Ia ingin ceritanya bisa membuat lebih banyak masyarakat sadar terhadap ancaman virus Corona.
"Aku ingin memberi semangat pada tenaga medis dan membawa cerita ini ke mereka yang menyepelekan Corona," pungkasnya.