Rasulullah SAW peringatkan kita
Ada 3 nikmat yang sering kali dilalaikan padahal ketika kita mendapatkannya kita seolah-olah mendapatkan kenikmatan dunia. Dan banyak dari kita yang berlebih namun tetap saja merasa kurang.
Sungguh besar Nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita semua. Jika kita diminta menghitung satu saja bagian dari nikmat-Nya niscaya kita bingung dan pusing karena begitu banyaknya.
Contoh kecil saja, nikmat udara oksigen yang selama ini kita hirup. Berapa jumlahnya, berapa jika dikonversi pada nominal uang. Dari kita baru terlahir dunia hingga saat ini.
Meski begitu banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan, masih banyak yang lalai dan abai, sehingga tak bersyukur dan malah banyak mengeluh pada Allah SWT.
Bahkan ada pula manusia yang berburuk sangka atas keadilan Allah yang dirasa tak berimbang pada hamba-Nya.
Hal ini bukan karena manusia tak diberi nikmat oleh Allah SWT, melainkan manusia ingkar atau kufur atas nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.
Berikut adalah 3 nikmat yang Allah berikan tapi sering dilalaikan oleh manusia.
Ada tiga jenis nikmat Allah SWT yang mana ketika seorang hamba belum mendapatkannya, maka belumlah dia dikatakan sebagai orang yang mendapat kenikmatan hidup.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits dengan sanad hasan, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ أَصْبَحَ مِنْكُمْ آمِنًا فِي سِرْبِهِ مُعَافًى فِي جَسَدِهِ عِنْدَهُ قُوتُ يَوْمِهِ فَكَأَنَّمَا حِيزَتْ لَهُ الدُّنْيَا
“Barang siapa di antara kalian di pagi hari merasakan aman di tengah-tengah keluarganya, sehat jasmaninya, memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya, maka seakan-akan kenikmatan dunia ada di tangannya.” (HR. Tirmizi no. 2268)
Nikmat Rasa Aman
Sabda Rasulullah SAW, artinya merasakan aman di tengah-tengah keluarganya.
Rasa aman adalah salah satu nikmat Allah SWT yang paling besar yang dikaruniakan kepada hamba-Nya setelah nikmat Iman dan Islam.
Dan tidak akan merasakan kenikmatan hidup, orang yang kehilangan nikmat aman ini. Seperti orang yang hidup di negara yang tak taat hukum atau tak ada hukum yang adil.
Atau seperti orang-orang kaya yang senantiasa diburu rasa takut akan kehilangan harta benda-Nya, padahal hakikatnya, pemilik sejatinya berhak mengambil kapanpun Ia mau.
Allah subhanahu wata’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kelaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-An’am: 82)
Allah subhanahu wata’ala menjanjikan keamanan bagi orang-orang yang beriman, apabila mereka merealisasikan tauhid, memurnikan keimanan, dan berbuat amal shaleh.
Nikmat Sehat
Rasulullah SAW bersabda (sehat jasmaninya), maksudnya adalah selamat dari sakit dan penyakit baik secara lahir maupun batin.
Imam Ahmad meriwayatkan di dalam Musnad-nya dari hadits Anas ra, bahwa Nabi SAW pernah membaca doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ، وَالْجُنُونِ، وَالْجُذَامِ، وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ
“Ya Allah sesunguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila dan penyakit kusta serta dari sejelek-jeleknya penyakit.”
Dan Rasulullah SAW senantiasa memohon kepada Allah SWT akan keselamatan dalam agama, dunia, jiwa, keluarga, dan harta beliau setiap pagi dan sore
Nikmat Kecukupan Rezeki
Rasulullah SAW bersabda, maknanya memiliki kebutuhan pokok untuk sehari-harinya.
Maksudnya adalah dia memiliki makanan yang cukup untuk dikonsumsi dan bisa menghidupinya dari makanan yang halal. Makanan adalah salah satu nikmat Allah SWT yang sangat besar. Allah SWT berfirman,
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.” (QS. Quraisy: 3-4)
Rasulullah SAW bersabda senantiasa berlindung kepada Allah SWT dari kelaparan. Imam Muslim meriwayatkan di dalam kitab Shahih-nya dari hadits Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW berdoa
“Ya Allah, jadikanlah kecukupan rezeki pada keluarga Muhammad.” (HR. Muslim no. 5273)
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa siapa saja yang telah mendapatkan ketiga hal ini, maka pada hari itu seolah-olah dia dicukupkan dan memiliki dunia.
Dan sebenarnya pada kebanyakan manusia telah terkumpul ketiga hal ini dan bahkan mereka memiliki lebih banyak lagi dibandingkan dari yang disebutkan.
Namun meski begit, mereka mengingkarinya dan meremehkan apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka dapatkan. Seolah tiada merasa cukup dan selalu ingin yang lebih.
Obat dari Sikap Selalu Merasa Kurang
Dan obat dari penyakit ini adalah dengan melihat kepada orang-orang yang tidak mendapatkan kenikmatan ini, sebagaimana yang diwasiatkan oleh Rasulullah SAW berikut ini:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ
“Lihatlah orang yang lebih rendah (kenikmatannya) darimu dan janganlah melihat kepada yang lebih banyak (kenikmatannya) darimu agar kamu tidak mencela nikmat yang Allah anugerahkan kepadamu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Karena diatas langit masih ada langit, kita tak akan pernah selesai membandingkan kekayaan kita dengan diatas kita. Saya pikir tak akan ada ujungnya, dan hanya akan membuat kita merasa kurang dan kurang terus.
Maka kuncinya adalah melihat kebawah, niscaya kita akan selalu banyak bersyukur atas nikmat-Nya Allah SWT. Dan kepada orang-orang yang bersyukur, Allah SWT berjanji akan tambahkan rezekinya.