Rumah Tangga Seret Rezeki? Mungkin Ini Sebabnya. Pernah dengar ungkapan seperti ini? Rumahku surgaku, karena ada rumah tangga yang menentramkan hati sehingga pulang ke rumah itu ibarat masuk surga, saking nyamannya…
Tapi banyak yang kita lihat dari sekitar kita, kalo rumah itu bagai neraka karena rumah tangganya sangat tidak nyaman, sangat mempengaruhi performanya di luar. Pada tulisan yang lalu admin udah mengupas apa penghambat utama rezeki dalam rumah tangga. Kali ini kita bakal fokus pada penyebab seretnya rezeki dalam rumah tangga.
Menikah adalah salah satu pintu masuknya rezeki. Dengan menikah rezekinya harusnya lebih lancar dong, bukan sebaliknya malah seret dan terhambat. Kalo pun kejadian rezekinya bener-bener seret bukan perintah menikahnya yang salah, tapi CARA kita menjalani pernikahan itu yang belum tepat.
Namanya juga nikah gak ada sekolahnya, pastilah ada trial and errornya. Tapi kalo hasilnya error melulu, pasti ada yang salah dong? Kira-kira apaan ya..??
Perhatikan hadits Rasulullah SAW berikut ini, kalo wanita masuk surga itu gampang, asal terpenuhi syarat berikut ini :
Salah perlakuan.
Rumah tangga umumnya terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Ada yang merasa rumah tangganya bagai neraka karena isteri gak taat, gak setia, suka membangkang perintah suami. Begitu juga dengan anak-anak yang bandel, gak menurut kata orang tua, kerjanya hanya bikin masalah melulu?
Lalu gimana kita mengatasi hal ini? Umumnya sih salah perlakuan. Salah perlakuan, salah menangani isteri dan anak yang bermasalah. Tapi gak nyadar kalo salah. Mungkin ada yang protes, “Gimana ceritanya isteri dan anak bermasalah, kok suami atau ortunya yang mesti benahin diri?
Isteri dan anak gak akan bermasalah kalo gak ada penyebabnya. Sederhananya sih siklusnya kek gini :
Isterinya gak taat / anaknya bandel, berujung pada murkanya suami / orang tua terhadap anaknya. Pernah gak sih ada suami yang pasrah isterinya gak taat, atau ortu yang diam aja ngeliat anaknya bandel dan suka buat masalah? Kebanyakan suami dan orang tua pasti murka dengan isteri dan anak-anak seperti itu.
Karena suami / orang tua murka, maka Allah juga murka.
Karena Allah murka berakibat gak turunnya rahmat / rezeki yang lancar pada keluarga itu.
Karena gak ada rahmat Allah pada keluarga itu akhirnya keluarga itu punya banyak masalah.
Karena keluarga itu banyak masalah sehingga bikin isteri gak betah di rumah, gak nurut kata suami, maunya minggat dan cari ketenangan di luar. Begitu juga anak anak yang hidup dalam keluarga yang penuh masalah bikin mereka gak nyaman dalam rumah, berontak mulu dan tambah bandel.
Siklus berulang kembali isteri yang makin gak taat dan anak makin bandel membuat suami atau orang tuanya makin murka. Begitu seterusnya, bagai lingkaran setan tanpa pernah ada habisnya.
Ridhalah pada keluargamu agar rezekimu lancar.
Inti dari siklus di atas adalah ridha Allah ada pada ridha suami atas istrinya. Suami istri yang bahagia akan membawa ketenteraman dalam keluarga sehingga turunlah rahmat Allah dan rezekinya untuk keluarga itu. Begitu besar hak suami atas isterinya, sehingga sepanjang hidup berumah tangga isteri harus mendapatkan keridhaan suaminya.
Silakan baca tulisan mengapa membahagiakan suami memudahkan rezeki?
Begitu juga ridha Allah terletak pada ridha orangtua. Sehingga anak yang diridhai orangtuanya senantiasa didoakan dan jauh lebih bahagia dibanding anak nakal pembuat masalah.
Murka Allah ada pada murkanya suami terhadap istri dan murka orangtua terhadap anak.
Strategi untuk memutus siklus dan lingkaran setan ini terletak di awal yaitu cara menghadapi dan menangani anggota keluarga dengan baik dan penuh keridhaan.
Sedapat mungkin mencegah kemurkaan suami terhadap isteri dan kemurkaan orang tua terhadap anaknya. Hadapi masalah rumah tangga dengan penuh kasih sayang. Hal itu menunjukkan pada Allah bahwa suami ridha pada istrinya dan orangtua ridha pada anak anaknya. Bukan ridha pada masalah yang ditimbulkannya tapi ridha pada diri mereka yang menjadi tanggung jawabnya. Gak ada masalah yang bisa terselesaikan dengan kemurkaan. Kita tetap mencintai isteri dan anak-anak kita sampe kapanpun. Yang gak kita sukai adalah kelakuannya. Yang mana kelakuan itu sangat bisa dirubah dan diperbaiki.
Seorang kepala rumah tangga yang baik harusnya melakukan hal hal di bawah ini :
Saat menghadapi masalah rumah tangga terkait dengan kelakuan istri dan anak anaknya sedapat mungkin menghindarkan kemarahan dan kemurkaan pada mereka.
Berusaha membangun komunikasi terbuka dengan isteri dan anak yang fokusnya pada solusi menyelesaikan masalahnya, bukan menyalah-nyalahkan dan menyerang diri pribadi isteri dan anak yang dianggap sebagai pembuat masalah. Hindari kata-kata istri atau anak durhaka, bukankah kata kata itu doa? Dengan mengatai isteri dan anak durhaka seolah olah kita mendoakan mereka benar-benar durhaka pada kita, suami atau orangtuanya. Padahal yang kita inginkan sebaliknya.
Bekerjasama melaksanakan solusi atau menyelesaikan masalah dengan terlebih dahulu membuka hati memaafkan kesalahan istri dan anak. Memaafkan bukan berarti menyetujui tindakan salah mereka, tapi mengakui bahwa mereka adalah manusia biasa yang bisa khilaf dan salah. Dengan memaafkan akan membuat mereka merasa dicintai kembali. Seringkali selesai membuat masalah, isteri dan anak mempertanyakan apakah mereka masih pantas untuk dicintai. Memaafkan adalah salah satu bentuk mencintai.
Memberi kesempatan untuk memperbaiki diri sambil mendoakan mereka. Seseorang bisa berubah menjadi baik bisa terwujud dengan pendekatan kasih sayang, bukan pendekatan kekerasan. Ada tahapan kekerasan boleh digunakan jika pendekatan lain mandek, itupun tujuannya bukan untuk menyakiti tapi untuk mendidik.
Jangan suka mengulang-ulang kesalahan mereka. Diingatkan boleh tapi dengan cara yang ma’ruf.
Al Quran surah ke 64 ayat 14 menceritakan bagaimana memperlakukan isteri dan anakmu saat melakukan kesalahan, seperti di bawah ini.
Murka versus ridha
Bayangkan jika setiap kemurkaan dikonversi menjadi keridhaan maka siklusnya akan berubah seperti ini. Saat isteri / anak membuat masalah dan mulai bandel, suami / orang tua segera melakukan 5 tahapan di atas dengan penuh kasih dan kerelaan sebagai wujud keridhaan pada mereka.
Karena suami / orang tua ridha terhadap isteri /anak-anaknya maka Allah juga akan meridhainya.
Karena Allah ridha atas dirinya dan keluarganya maka turunlah rahmat Allah dan rezeki atas mereka.
Karena rumah itu penuh rahmat Allah, penuh kasih sayang maka keluarga semakin bahagia dan rezekinya lancar, masuk dalam rumah bak air bah.
Karena keluarga itu bahagia, rezekinya juga lancar, maka isteri insya Allah akan taat dan anak-anak gak akan bandel dan membuat masalah lagi.
Sebenarnya solusi dari kemandekan rezeki serta isteri yang gak taat dan anak-anak yang bandel, perbaikannya sesungguhnya bukan pada isteri atau anak-anak, tapi pada para suami dan para orangtua..
Semoga kita bisa memetik hikmahnya.
Wallahu alam.. Semoga Bermanfaat, Jangan Lupa share untuk saling berbagi kebaikan