Mulanya, pelaku ngaku ingin tobat dan minta bimbingan sang imam
Sudah melakukan pertemuan 5-6 kali dengan imam masjid. Sempat memberikan ijazah sekolah ke imam masjid sebagai bukti keseriusannya dalam bertobat. Ditanya kondisi kejiwaan pelaku, imam menjawab seperti ini...
Kabar Imam Masjid Al-Falah di Pekanbaru, Yazid Umar Nasution, ditusuk IM dengan pisau sempat menggemparkan jagat maya. Yazid mengenal pria yang menusuknya itu, dan mengungkapkan bahwa awalnya dia ingin bertaubat.
Yazid Umar mengenal IM sejak awal 2020 lalu. Pemuda yang melakukan penyerangan itu datang ke Masjid Al-Falah di Jl Sumatera, Kelurahan Simpang Empat, Kecamatan Pekanbaru Kota. Pria itu datang sendiri ke masjid tersebut.
"Sekitar awal tahun lalu dia berjumpa dengan saya. Dia bilang katanya di masjid ini bisa sebagai tempat konsultasi untuk hijrah, sehingga niat hijrah ini saya sambut dengan baik," kata Yazid dikutip dari detikcom, Sabtu (25/7/2020).
Yazid tak kuasa menolak keinginan IM yang ingin bertobat. Kemudian, dia mengajak IM berdialog tentang apa yang menjadi kegelisahannya saat itu.
Pertemuan pertama kemudian berlanjut anatara keduanya. IM datang kembali ke Masjid Al-Falah untuk meminta bimbingan dari Ustaz Yazid.
Setiap kali pertemuan, IM selalu menceritakan masa lalunya yang mengaku punya banyak salah, sehingga dia ingin kehidupan masa depannya jadi lebih baik. IM menunjukkan niatnya yang ingin bertobat dan dekat dengan Allah SWT.
"Setiap kali dia menceritakan masa lalunya, saya beri nasihat. Dia seperti menunjukkan rasa penyesalan. Dia mengaku ingin hijrah. Dan setiap kali saya beri nasihat, dia menunduk dan menangis," kata Yazid.
PSBB, Konsultasi Keduanya Berhenti
Hanya, ketika Pemprov Riau menetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), kegiatan di masjid pun akhirnya diminimalisir. Saat itu pertemuan pelaku IM dengan Yazid pun tidak berlanjut.
Yazid juga membatasi diri bertemu dengan jemaah dan warga untuk meminimalisir penyebaran virus corona meluas di Pekanbaru.
Meski begitu, pelaku kembali ke Masjid Al-Falah. Dia mencari Ustaz Yazid untuk melanjutkan konsultasinya guna mengubah sikapnya agar jadi lebih baik.
Dalam pertemuan itu, IM datang dengan sepeda motornya, keduanya bertemu di halaman parkir masjid. Saat itu IM mengeluarkan ijazah sekolahnya kepada Yazid. Dia menunjukkan ijazah sekolahnya itu dengan niat sebagai bukti keseriusannya dalam bertobat.
"Itulah pertemuan terakhir sebelum peristiwa ini terjadi. Saat itu saya sampaikan, tak perlu menunjukkan ijazah. Yang penting bagaimana benar-benar ada niat dalam hati untuk hijrah. Mungkin saya bertemu dia sekitar 5-6 kali," kata Yazid.
Tidak Mengalami Gangguan Jiwa
Dalam pertemuan tersebut, Yazid tidak melihat perilaku IM yang aneh. Tidak terlihat sikap yang mengarah seperti mengalami gangguan jiwa. Semua berjalan normal seperti biasa.
"Nggak ada gejala itu (mengalami gangguan jiwa). Dia baik-baik saja. Setiap kali saya beri nasihat, dia mengerti dan mengaku akan hijrah, itu saja," kata Yazid.
Penusukan itu terjadi pada Kamis (23/7) malam. Yazid disebut baru selesai memimpin salat Isya saat penusukan terjadi.
Polisi mengatakan IM sering berkonsultasi dengan Yazid. Penusukan diduga terjadi karena IM kecewa terhadap hasil konsultasi tersebut.
"Informasinya, pelaku ini bertobat dengan korban. Entah karena kecewa, makanya dia menganiaya," kata Kapolresta Pekanbaru Kombes Nandang Mu'minin kepada wartawan, Jumat (24/7/2020).
Sehingga hingga kini masih belum jelas motif pelaku yang tiba-tiba menusuk korban saat selesai sholat Isya tersebut.