Sabar mungkin adalah nama lain dari seorang guru. Mereka secara tenang dan tekun mengajar murid-murid di kelas. Mereka tetap sabar memberikan ilmu meski ada murid yang nakal ataupun sedikit lamban dalam menerima materi.
Dan ini yang mungki sedang tidak di miliki oleh dua guru dari sebuah SD di Surin, Thailand saat sedang mengajar dua siswinya yang manis.
Keduanya harus membayar kompensasi atas tindakan yang mereka lakukan kepada muridnya.
Mereka diminta untuk menanggung biaya pengobatan dari trauma yang diderita para siswi.
Hal ini bermula dari seorang guru yang mengambil beberapa foto penganiayaan yang diberikan kepada orang tua siswa.
Kemudian berita ini menjadi viral di medsos dan membuat geram para wali murid.
Meskipun pihak sekolah melalui kepala sekolah mengatakan bahwa yang dilakukan untuk meningkatkan konsentrasi siswa.
Orangtua dari salah satu siswi tersebut tetap menghubungi polisi.
Mereka meminta untuk melakukan investigasi ke dalam sekolah.
Kedua guru tersebut diminta untuk membayar Rp 12 juta per orang untuk tindakan mereka.
Keduanya beralasan bahwa siswi tersebut tidak bisa berkonsetrasi di kelas.
Kemudian mereka mengikat kedua tangannya, dan kemudian menutup mata dengan kertas dan menutupnya dengan selotip.
Dua murid ini menerima hukuman di depan kelas.
Dan hal ini memicu kemarahan dari guru lain.
"Guru yang memberi saya gambar mengatakan kepada saya bahwa guru-guru tersebut telah menghukum putri saya dan temannya dengan mengikat tangan mereka bersama-sama kemudian ia menutup mata mereka.
Mungkin gadis lain terkena tendangan tapi kami tidak memiliki gambar.
Dua murid ini menerima hukuman di depan kelas.
Dan hal ini memicu kemarahan dari guru lain.
"Guru yang memberi saya gambar mengatakan kepada saya bahwa guru-guru tersebut telah menghukum putri saya dan temannya dengan mengikat tangan mereka bersama-sama kemudian ia menutup mata mereka.
Mungkin gadis lain terkena tendangan tapi kami tidak memiliki gambar.
Anak-anak hanya bermain dengan kertas, mereka merobek-robek nya di kelas.
Para guru mengatakan mereka telah melakukan sesuatu yang salah dan menghukum mereka seperti ini," kata seorang wali murid.
Para guru lain mengatakan gadis-gadis itu menangis, gemetar dan ketakutan.
Narong Meuanchart, wakil kepala departemen pendidikan di provinsi ini, mengata komite telah dibentuk untuk menyelidiki pelanggaran dan kedua guru bisa menghadapi tindakan hukum lebih lanjut.
Akhirnya kedua gadis ini di pindahkan ke sekolah yang berbeda.
sumber : viralkan-berita.com