Suatu ketika Rasulullah diberi kesempatan untuk dapat melihat bagaimana kehidupan di akhirat. Saat itu Rasulullah sedang bermi’raj ke Sidratul Muntaha dari Baitul Maqdis. Saat Rasul berada di langit pertama, Jibril mendampingi beliau dalam menyaksikan perilaku-perilaku unik yang selalu mengundang rasa ingin tahunya. Inilah kisah Nabi Muhammad ketika melihat surga dan neraka. Berdasarkan kisah tersebut kita bisa mengetahui bagaimana gambaran surga dan neraka sebagai kehidupan akhirat yang hakiki.
Pemandangan pertama yang dilihat Rasulullah SAW adalah orang-orang yang mempunyai bibir layaknya Unta. Terdapat potongan api seperti batu yang mereka telan kemudian keluar melalui duburnya dan ditelan lagi dan begitu seterusnya.
Rasulullah bertanya siapakah orang-orang itu? Mereka adalah orang yang memakan harta anak yatim.
Setelah itu, Rasulullah melanjutkan perjalanannya dan melihat orang-orang dengan perut membesar. Banyak unta gila yang menginjak-injak perutnya. Kemudian Rasulullah bertanya, siapakah mereka? Mereka adalah orang yang memakan riba dan biasa meminjamkan uang pada orang lain tapi meminta imbalan dengan jumlah lebih besar.
Rasulullah juga melihat orang-orang yang memakan daging yang busuk, meskipun ada daging yang lezat dan empuk dihadapannya. Rasulullah kembali bertanya siapakah
mereka? Mereka adalah orang yang membiarkan istrinya dan memperhatikan wanita lain yang diharamkan baginya.
Gambaran yang disaksikan oleh Rasulullah ini memberikan pelajaran yang sangat berharga. Pemandangan ini dapat dikatakan sebagai kiasan perilaku manusia yang terus ada di panggung kehidupan manusia. Kisah Rasulullah menyaksikan pendosa di akhirat dapat memberikan gambaran bagi kita betapa menyedihkannya kehidupan seorang pendosa.
Beberapa tipe manusia yang ditemui oleh Rasulullah SAW ketika Mi’raj, yakni memakan harta yang bukan haknya, melainkan harta anak yatim, pemakan harta riba, dan pezina. Berbagai kalangan termasuk dalam golongan tersebut, baik pejabat negara maupun dari kalangan masyarakat biasa. Bahkan keburukan itu dapat dilakukan di pagi, siang atau malam hari, baik di pasar, hotel ataupun tempat yang lainnya.
Apa yang ditakdirkan Allah pada Nabi Muhammad SAW tentu saja memiliki makna dan hikmah bagi kehidupan manusia saat ini. Sungguh adzab di akhirat kelak akan sangat pedih bahkan tidak dapat kita bayangkan betapa mengerikannya siksaan yang akan diberikan Allah bagi para pendosa. Oleh karena itu, jika kita ingin selamat dari semua siksaan itu, maka kita harus menghindari perilaku buruk atau dosa tersebut.
Pada puncaknya, Rasulullah SAW menerima perintah dari Allah untuk menunaikan shalat wajib lima waktu. Dari perintah ini kita dapat mengambil hikmah bahwa shalat adalah ibadah yang dapat menjauhkan kita dari perilaku-perilaku buruk seperti yang telah diperlihatkan Allah pada Rasulullah di langit pertama.
Berdasarkan kisah azab bagi pendosa di atas, kita diajari untuk tidak melakukan perilaku-perilaku berdosa, seperti memakan harta yang bukan haknya atau harta anak yatim, memakan harta riba yang dilarang oleh Allah, dan melakukan perzinahan. Kita tahu bahwa ketiga perilaku buruk itu merupakan dosa besar dimana Allah akan memberikan balasannya berupa siksaan dan adzab yang begitu pedih di neraka kelak. Oleh karena itu, lakukanlah amalan baik untuk bekal di kehidupan akhirat agar kita bisa selamat dari siksa kubur ataupun siksa api neraka.
sumber : http://tausiah-islamiah.blogspot.co.id