Malam pertama pernikahan bukan hanya berhubungan badan semata. Tapi ada hal yang lebih penting yakni bagaimana agar malam pertama sebagai suami-istri bisa dilalui dilalui dengan baik sehingga bisa menyatukan emosi dan perasaan diantara keduanya. Lantas bagaimana berhubungan dengan istri saat malam pertama? Adab dan tata cara menggauli istri yang benar adalah yang sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Seperti yang sudah diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan sebaik-baiknya teladan dalam kehidupan tidak terkecuali dalam hal pernikahan dan segala hal yang ada di dalamnya. Oleh karena itu sebagai muslim sudah sepatutnya untuk mencontoh dan meneladaninya. Berikut adalah adab dalam berbubungan dengan istri ketika malam pertama
Adab Malam Pertama Pernikahan Menurut Islam
Islam merupakan agama yang telah sempurna yang mana ajarannya meliputi semua aspek kehidupan termasuk dalam hal pernikahan. Kalau berbicara tentang pernikahan tidak lepas dari malam pertama pernikahan. Malam pengatin tersebut hendaknya diisi dengan kelembutan, kasih sayang, dan kesenangan. Jadikanlah malam tersebut menjadi malam untuk menyatukan perasaan kedua pasangan agar menjadi keluarga yang samara.
Meluruskan Niat
Niat merupakan hal pokok yang sangat penting dalam Islam. Karena setiap amalan yang dilakukan oleh manusia dinilai dari niatnya. Suami istri yang menikah hendaknya diniatkan untuk menjaga kehormatannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah saw,
”Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka : seorang yang berjihad di jalan Allah, seorang budak (berada didalam perjanjian antara dirinya dengan tuannya) yang menginginkan penunaian dan seorang menikah yang ingin menjaga kehormatannya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari hadits Abu Hurairo
Berhias dan Mempercantik Diri untuk Pasangan
Pada malam pertama pernikahan hendaknya para istri mempercantik diri dengan apa-apa yang diperbolehkan oleh Allah swt. Tidak diperkenankan berhias dengan cara yang dilarang seperti, menyambung rambut, mencabuti atau mengerok alis, mentato tubuh, dan mengikir gigi. Diperbolehkan memakai emas atau perhiasan lain sebagaimana yang dikenakan oleh kaum wanita.
Begitu juga dengan suami hendaknya juga menghias dirinya agar terlihat lebih rapi dan harum. Pergauli istri dengan baik sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Islam. Untuk suami dilarang menghias diri dengan menggunakan emas, atau mengenakan pakaian sutera, karena laki-laki diharamkan untuk menggunakan benda tersebut.
Bersikap Lemah Lembut pada Pasangan Saat Menggaulinya
Sikap lemah-lembut akan membuat pasangan lebih nyaman sehingga tercipta sebuah suasana romantis. Hal ini bisa dilihat dalam sebuah hadist yang ada di bawah ini.
Dalam sebuat riwayat yang derasal dari Ahmad didalam al Musnad dari Asma binti Yazid bin as Sakan berkata,
”Aku pernah merias Aisyah untuk Rasulullah saw lalu aku mendatangi beliau saw dan mengajaknya untuk melihat kecantikan Aisyah. Beliau saw pun mendatanginya dengan membawa segelas susu lalu beliau meminumnya dan memberikannya kepada Aisyah maka Aisyah pun menundukkan kepalanya karena malu. Asma berkata, ”Maka aku menegurnya.” Dan aku katakan kepadanya, ”Ambillah (minuman itu) dari tangan Nabi saw.” Asma berkata, ”Maka Aisyah pun mengambilnya lalu meminumnya sedikit.”
Mendoakan Pasangannya
Ketika malam pertama hendaknya para suami meletakan tanganya di kening istrinya kemudian membaca doa “Allahumma Innii Asaluka Min Khoiriha wa Khoiri Ma Jabaltaha Alaihi. Wa Audzu bika Min Syarri wa Syarri Ma Jabaltaha Alaih”.
Hal tersebut diatas seperti apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah saw,
”Apabila seorang dari kalian menikah dengan seorang wanita atau membeli seorang pembantu maka hendaklah memegang keningnya lalu menyebut nama Allah azza wa jalla dan berdoa memohon keberkahan dengan mengatakan : Allahumma Innii Asaluka Min Khoiriha wa Khoiri Ma Jabaltaha Alaihi. Wa Audzu bika Min Syarri wa Syarri Ma Jabaltaha Alaih — Wahai Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan dari apa yang Engkau berikan kepadanya serta Aku berlindung kepada-Mu daripada keburukannya dan keburukan yang Engkau berikan kepadanya..”
Melakukan Shalat 2 Rakaat
Dalam sebuah riwayat Ibnu Syaibah dari Ibnu Masud, dia mengatakan kepada Abi Huraiz, ”Perintahkan dia untuk shalat dua rakaat dibelakang (suaminya) dan berdoa, ”Allahumma Barik Lii fii Ahlii dan Barik Lahum fii. Allahummajma’ Bainanaa Ma Jama’ta bi Khoirin wa Farriq Bainana idza Farroqta bi Khoirin — Wahai Allah berkahilah aku didalam keluargaku dan berkahilah mereka didalam diriku. Wahai Allah satukanlah kami dengan kebaikan dan pisahkanlah kami jika Engkau menghendaki (kami) berpisah dengan kebaikan pula.”
Berdoa Ketika Melakukan Jima’ atau Saat Menggauli Istrinya
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw bersabda,”Apabila seorang dari kalian mendatangi istrinya maka hendaklah dia berdoa, ”Allahumma Jannibna asy Syaithon wa Jannib asy Syaithon Ma Rozaqtana — Wahai Allah jauhilah kami dari setan dan jauhilah setan dari apa-apa yang Engkau rezekikan kepada kami — sesungguhnya Allah Maha Mampu memberikan buat mereka berdua seorang anak yang tidak bisa dicelakai setan selamanya.”
Tidak Diperbolehkan Menyiarkan Rahasia Suami Istri
Menjaga rahasia pasangan merupakan sebuah hal yang wajib dilakukan. Karena aib tersebut telah ditutupi oleh Allah swt, maka tidak pantas rasanya bila aib tersebut diceritakan kepada orang lain. Selain itu, yang memiliki aib pasti akan merasa marah bila kekuarangannya sebarkan.
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Asma binti Yazid yang saat itu duduk dekat Rasulullah saw bersama dengan kaum laki-laki dan wanita lalu beliau saw bersabda, ”Bisa jadi seorang laki-laki menceritakan apa yang dilakukannya dengan istrinya dan bisa jadi seorang istri menceritakan apa yang dilakukannya dengan suaminya.” Maka mereka pun terdiam. Lalu aku bertanya, ”Demi Allah wahai Rasulullah sesungguhnya kaum wanita melakukan hal itu begitu juga dengan kaum laki-laki mereka pun melakukannya.” Beliau saw bersabda, ”Janganlah kalian melakukannya. Sesungguhnya hal itu bagaikan setan laki-laki berhubungan dengan setan perempuan di jalan lalu (setan laki-laki) menutupi (setan perempuan) sementara orang-orang menyaksikannya.”
Berwudhu Diantara 2 Jima’ , Mandi Lebih Utama
Bila seoarang laki-laki menggauli istrinya dan kemudian ia ingin mengulanginya kembali maka hendaknya ia mengambil air wudhu, karena hal tersebut akan membuat tenaganya kembali. Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Said al Khudriy berkata, ”Rasulullah saw bersabda,”Apabila seorang dari kalian menggauli istrinya kemudia dia ingin mengulanginya lagi maka berwudhulah diantara kedua (jima) itu.”
Ada juga riwayat lain yang menganjurkan untuk mandi, karena hal tersebut lebih suci, lebih wangi dan lebih bersih.
Mandi Bersama dengan Pasangan
Suami istri diperbolehkan untuk mandi bersama-sama dalam satu wadah. Hal ini juga pernah dilakukan oleh Rasulullah saw berasama dengan istri sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Aisyah berkata, ”Aku mandi bersama Rasulullah saw dari satu wadah antara diriku dengan dirinya. Tangan kami saling bergantian berebutan sehingga aku mengatakan, ”tinggalkan (sedikit air) buatku, tinggalkan buatku.” Dia berkata, ”Mereka berdua dalam keadaan junub.”
Menjaga rahasia pasangan merupakan sebuah hal yang wajib dilakukan. Karena aib tersebut telah ditutupi oleh Allah swt, maka tidak pantas rasanya bila aib tersebut diceritakan kepada orang lain. Selain itu, yang memiliki aib pasti akan merasa marah bila kekuarangannya sebarkan.
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Asma binti Yazid yang saat itu duduk dekat Rasulullah saw bersama dengan kaum laki-laki dan wanita lalu beliau saw bersabda, ”Bisa jadi seorang laki-laki menceritakan apa yang dilakukannya dengan istrinya dan bisa jadi seorang istri menceritakan apa yang dilakukannya dengan suaminya.” Maka mereka pun terdiam. Lalu aku bertanya, ”Demi Allah wahai Rasulullah sesungguhnya kaum wanita melakukan hal itu begitu juga dengan kaum laki-laki mereka pun melakukannya.” Beliau saw bersabda, ”Janganlah kalian melakukannya. Sesungguhnya hal itu bagaikan setan laki-laki berhubungan dengan setan perempuan di jalan lalu (setan laki-laki) menutupi (setan perempuan) sementara orang-orang menyaksikannya.”
Berwudhu Diantara 2 Jima’ , Mandi Lebih Utama
Bila seoarang laki-laki menggauli istrinya dan kemudian ia ingin mengulanginya kembali maka hendaknya ia mengambil air wudhu, karena hal tersebut akan membuat tenaganya kembali. Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Said al Khudriy berkata, ”Rasulullah saw bersabda,”Apabila seorang dari kalian menggauli istrinya kemudia dia ingin mengulanginya lagi maka berwudhulah diantara kedua (jima) itu.”
Ada juga riwayat lain yang menganjurkan untuk mandi, karena hal tersebut lebih suci, lebih wangi dan lebih bersih.
Mandi Bersama dengan Pasangan
Suami istri diperbolehkan untuk mandi bersama-sama dalam satu wadah. Hal ini juga pernah dilakukan oleh Rasulullah saw berasama dengan istri sesuai dengan hadist yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Aisyah berkata, ”Aku mandi bersama Rasulullah saw dari satu wadah antara diriku dengan dirinya. Tangan kami saling bergantian berebutan sehingga aku mengatakan, ”tinggalkan (sedikit air) buatku, tinggalkan buatku.” Dia berkata, ”Mereka berdua dalam keadaan junub.”
Besenda Gurau dengan Istri
Ketika sudah menikah maka apa yang sebelumnya dilarang menjadi halal untuk dilakukan, termasuk bersendau gurau dengan pasangan. Kamu bisa bercengkrama dengan pasangan kamu di tempat tidur serta bermain-main denganya. Dalam senda gurau ini kamu bisa bersikap mesra pada pasangan seperti mencium kening, memeluk dan membelai rambut istri.
Dibolehkan ‘Azl
Apa itu ‘Azl? ‘azl adalah mengeluarkan air mani diluar kemaluan istrinya. Hal ini juga pernah dilakukan oleh para sahabat pada zaman dahulu seperti yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Jabir bin Abdullah berkata, ”Kami melakukan ‘azl sementara al Qur’an masih turun.” Didalam sebuah riwayat, ”Kami melakukan ‘azl pada masa Rasulullah saw dan hal ini sampai kepada Nabi saw dan beliau saw tidaklah melarangnya.”
Meskipun begitu dianjurkan untuk tidak melakukan azl, karena hal itu akan mengurangi kenikmatan dalam berjima’ bagi dirinya dan istrinya. Selain itu azl juga bisa menhilangkan tujuan dari pernikahan yakni memperbanyak keturunan.
Berkunjung ke Rumah Kerabat pada Pagi Harinya
Setelah melewati masa malam pertama pernikahan, disarankan untuk mengunjungi saudara atau kerabat pada pagi harinya. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Rasulullah berdasarkan hadits dari Anas berkata, ”Rasulullah saw mengadakan pesta saat menikah dengan Zainab. Kaum muslimin dikenyangkan dengan roti dan daging. Kemudian beliau saw keluar menemui ibu-ibu kaum mukminin (istri-istrinya saw) dan mengucapkan salam kepada mereka, mendoakan mereka dan mereka pun menyambut salamnya dan mendoakannya, beliau lakukan itu pada pagi hari setelah malam pengantinnya.
Itulah adab-adab malam pertama saat melangsukan perkawinan di dalam Islam. Sungguh beruntung orang-orang yang mengamalkan sunah-sunah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
sumber : http://planet.merdeka.com