“De, ada PR apa untuk besok?”
“Tadi di sekolah belajar apa?”
“Bisa ngga tadi ulangannya?”
“Besok ada ulangan ngga?”
Atau anda akan merasakan hal ini.
“Ih, kok anak saya gitu amat sih kalau ditanya?”
Mungkin itu kalimat-kalimat pertama yang terucap ketika anak Anda pulang sekolah. Nah, terbayang kah bagaimana perasaan anak Anda ketika ia pulang sekolah? Di sekolah mungkin ia kesulitan ketika mengerjakan tugas menulis, mungkin ia menangis kerena tidak bisa melakukan roll depan di kegiatan olah raga, mungkin juga ia terjatuh ketika berlari di lapangan, atau mungkin ia terlibat konflik dengan teman karena memperebutkan sesuatu.
Memang selain itu pasti banyak hal seru juga yang terjadi di sekolah. Tapi tenang, untuk hal seru dan menyenangkan, biasanya anak langsung menceritakannya tanpa ditanya.
Jika pertanyaan yang Anda ajukan pada anak ketika ia pulang sekolah adalah pertanyaan-pertanyaan tadi di atas.
Dan anak mengalami hal yang kurang menyenangkan di sekolah, bukan tidak mungkin anak akan menjawab dengan jawaban pendek atau malah terkesan sangat acuh tak acuh, atau dia memang menunjukkan wajah cemberut dan sama sekali enggan menjawab jika diajukan pertanyaan.
Dan tak jarang akhirnya berujung dengan orangtua yang menganggap, “Ih, kok anak saya gitu amat sih kalau ditanya?” Atau anak menjadi marah-marah karena pertanyaan tersebut. Dan kemudian berdampak badmood di sisa harinya.
Sebagai analogi, jika Anda menanyakan besok ada PR atau tidak, langsung ketika anak pulang sekolah, itu mirip dengan ketika kita masih lelah ketika baru saja selesai mengerjakan laporan yang menumpuk di kantor seharian dan ditanya, besok ada tugas menumpuk apa lagi? Terbayang, mood apa yang bisa tercipta dari pertanyaan tersebut?
Mungkin maksud ayah bunda menanyakan hal tersebut salah satunya agar anak bisa mengatur dirinya untuk mengerjakan PR dahulu baru bermain. Tapi ingatlah, anak memang punya hak untuk bermain, dunia anak memang dunia bermain.
Fasilitasilah haknya lebih dahulu. Jika kebutuhan-kebutuhannya sudah terpenuhi, ia juga akan nyaman melakukan kewajiban belajarnya.
Pahamilah ayah bunda, ketika anak pulang sekolah, sama halnya ketika kita orang dewasa pulang bekerja. Anak merasa lelah sudah menjalani rutinitasnya dan ketika ‘disuguhi’ pertanyaan di atas, seakan harus memutar ingatan lagi tentang kelelahannya.
Boleh ayah bunda menanyakan pertanyaan itu, tapi nanti setelah kita tanya mengenai perasaannya atau justru kita tunggu anak yang menceritakan kegiatannya di sekolah dengan sendirinya. Oh iya, ini bukan berarti juga bahwa ayah bunda kemudian tidak menayakan apa-apa setelah anak Anda pulang sekolah ya.
Ajukanlah pertanyaan pertanyaan terbuka perihal perasaannya atau tentang kegiatan istirahat bersama teman-temannya.