Membakar semut dilarang Rasulullah...
Tapi sekarang ini malah banyak orang yang tega membakar bahkan membasminya dengan brutal..
Lantas kalau tidak boleh dibakar, bagaimana cara mengusirnya?
Berikut cara praktis yang dianjurkan dalam Islam, dan diridhoi Allah...
Semut adalah binatang yang paling cerdas. Kepandaiannya termasuk hal yang menakjubkan. Semut keluar dari rumahnya untuk mencari makanan walaupun menempuh jarak yang jauh.
Meskipun berat beban yang ia bawa dan harus menempuh perjalanan yang sangat susah (naik dan turun), tetapi dengan kecerdasannya, ia mampu sampai di rumah dan menyimpan makanannya.
Kemudian setelah menyimpan makanannya, ia langsung mencari biji-bijian yang akan tumbuh lalu membelah biji tersebut supaya tidak tumbuh.
Jikalau ada dua biji-bijian yang tumbuh, maka ia akan membelahnya menjadi empat. Jika makanan tersebut basah sehingga dikhawatirkan rusak, ia akan menjemur makanan tersebut di pintu rumahnya pada suatu hari yang panas untuk kemudian ia kembalikan lagi ke tempatnya semula.
Semut ini pun tidak pernah makan dari apa yang dikumpulkan semut lain. Kisah kecerdasan semut ini sesuai dengan apa yang diceritakan Al-Qur’an tentang semut dan Nabi Sulaiman ‘alahis salam yang mampu mendengar perkataannya. Allah ta’ala berfirman:
حَتَّىٰ إِذَا أَتَوْا عَلَىٰ وَادِ النَّمْلِ قَالَتْ نَمْلَةٌ يَا أَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوا مَسَاكِنَكُمْ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمَانُ وَجُنُودُهُ وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
“Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, ‘Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari’.” (QS. An-Naml: 18).
Termasuk kecerdasan semut juga adalah ia mengetahui bahwa Allah, Tuhan mereka, berada di atas langit dan di atas ‘Arsy. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Suatu ketika, Sulaiman keluar untuk mencari minum.
Ia lalu melihat seekor semut terbaring terbalik dengan mengangkat kaki-kakinya ke langit dan mengucapkan, ‘Ya Allah, sesungguhnya kami adalah makhluk dari makhluk-Mu, kami tidak dapat hidup tanpa pemberian minum-Mu.’ Nabi Sulaiman pun berkata, ‘Kembalilah kalian, sesungguhnya kalian telah diberi minum berkat doa selain kalian’.” (HR. Ahmad)
Semut adalah makhluk allah yang tidak pernah tidur, senantiasa bekerja dan senantiasa berdzikir.
Dalam al-quran juga dijelaskan mengenai kisah semut di surat an-naml diatas.
Semut adalah rakyat nabi sulaiman A.S.
Lalu Bagaimana Cara Mengusirnya Agar Tidak Menyakiti Rakyat Nabi Sulaiman A.S ?
Seperti inilah caranya, kalau kita melihat banyak semut didalam rumah, jangan dibunuh dengan racun serangga atau bahkan dibakar, tegurlah semut itu untuk berpindah.
"Assalamualaikum rakyat nabi sulaiman, ini rumahku karena aku ingin membersihkan tempat yang menjadi rumahmu. Kamu adalah mahluk allah, buatlah sarangmu diluar rumahku agar kamu selamat"
Memang terdengar lucu jika kita mempraktikan, namun dengan seizin allah dan niat kita untuk menghormati sesama mahluk ciptaan allah Insya allah tidak lama semut akan berpindah dan hilang.
Rasulullah Marah Bila Kita Membakar Semut, Begini Cara Mengusirnya Agar Diridhoi Allah
BACA JUGA Orang yang Takut Setan Berarti Telah Melakukan Kebodohan, Karena 3 Alasan Ini
Rasulullah Marah Bila Kita Membakar Semut, Begini Cara Mengusirnya Agar Diridhoi Allah
Rasulullah marah ketika melihat sarang semut dibakar
Dalam sebuah riyawat disebutkan dari Abdullah bin Mas‘ud r.a ia berkata, “Kami pernah bersama Rasulullah SAW melewati sebuah sarang semut yang telah terbakar. Nabi lalu marah dan bersabda,
إِنَّهُ لَايَنْبَغِي لِبَشَرٍ أَنْ يُعَذِّبَ بِعَذَابِ اللهِ
‘Sesungguhnya tidak patut bagi manusia untuk menyiksa dengan siksaan Allah’.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).
Semut termasuk salah satu di antara empat binatang yang terlarang untuk dibunuh. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw melarang membunuh empat binatang, yaitu semut, lebah, burung hud-hud, dan burung suradi. (Lihat: At-Targib wat Tarhib, juz III hal. 386, HR Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)
Burung suradi adalah burung yang berkepala dan berparuh besar. Ia mempunyai bulu besar yang sebagian berwarna putih dan sebagian hitam.
Al-Khithabi berkata, “Larangan beliau membunuh semut adalah untuk jenis tertentu, yaitu semut besar yang mempunyai kaki-kaki panjang karena ia sedikit menyakiti dan tidak membahayakan. Adapun lebah karena ia sangat bermanfaat.
Sedangkan burung hud-hud dan burung suradi terlarang untuk dibunuh karena ia haram dagingnya. Binatang itu dilarang dibunuh bukannya karena ketinggian derajatnya atau bukan karena ia membahayakan, tetapi karena diharamkan dagingnya saja.
Namun demikian, larangan di atas bukan berarti sama sekali tidak diperbolehkan membunuh semut. Karena dalam kondisi tertentu jenis serangga ini juga sering mengganggu kita. Sehingga ketika mengalami kondisi seperti itu, maka tidak mengapa membunuhnya, asalkan tidak dengan cara dibakar. Wallahu a’lam bis shawab!