Meski tujuan dalam mendapatkan pekerjaan dan bayaran sepadan, namun nyatanya keputusan seseorang untuk merantau sungguhlah berat. Sebab ada keluarga yang harus mereka korbankan.
Khususnya, orangtua, bagi para pelajang. Demi mensejahterakan orangtuanya di kampung, mereka harus rela tinggal berpisah dengan mereka.
Puncak kesedihannya, bila mendapat kabar duka atas meninggalnya orangtua.
Kehancuran ini pula yang sedang dirasakan oleh seorang perantau. Masih memegang tas ransel di punggungnya, dia langsung menjadi kacau saat setiba di rumahnya yang sudah terpasang tenda dan berjejer kursi untuk para pelayat.
Dia bahkan tak bisa lagi mengendalikan diri, dengan berlari kencang tanpa menghiraukan kondisi sekitar.
Tangisnya semakin pecah dan histeris saat masuk ke dalam rumah, melihat jenazah orangtuanya yang telah terbaring kaku di dalam peti.
Beberapa orang yang diduga kerabat pria itu pun langsung berusaha menenangkannya. Mereka memeluk, dan terus menenangkannya dengan ucapan-ucapan dukungan kepada si pria.
“Sekuat apapun lelaki jika ia kehilangan sosok orang tua pasti ia akan menangis, apalagi disaat sedang merantau dan tidak bisa menemani semasa ortunya hidup,” demikian tulis keterangan video yang telah disaksikan lebih dari 20 ribu kali.
Sementara di kolom komentar, tak sedikit warganet yang curhat mengenai perasaannya ketika mengalami kejadian serupa.
“Yang saya rasain kemarin Senin kehilangan sosok ibu. Serasa waktu berhenti dan tak percaya.”
“Jadi keinget pas bapak gak ada. Padahal 1 hari sebelum kejadian beliau masih telponan sama aku masih ketawa-tawa masih bercanda-candain aku. Dikabarin besoknya rasanya kek pengen pingsan tapi gak bisa cuma bisa nyesek.”
“Setiap anak perantauan pasti atau akan merasakannya (saya udah merasakannya),” demikian komentar beberapa warganet, dilansir today.line.me.